Grid.id - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kondisi pandemi di Indonesia saat ini menunjukkan arah tren yang positif.
Hal itu dapat dilihat dengan adanya penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah. Bahkan, di seluruh kota dan kabupaten di Pulau Jawa dan Bali, PPKM telah berada pada level 2-3.
Dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Medan Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang digelar oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Rabu (22/9/2021), Nadia turut menyampaikan kondisi PPKM di luar Jawa dan Bali.
Menurut Nadia, terdapat 21 kabupaten dan kota yang berada pada PPKM level 1, 250 kabupaten dan kota pada level 2, 105 kabupaten dan kota pada level 3, dan 10 kabupaten kota pada level 4.
Baca Juga: PON XX Papua Segera Digelar, Pemerintah Optimalkan Aplikasi PeduliLindungi dan Vaksinasi
“Tentu hal ini menjadi berita yang baik untuk kita semua. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama masyarakat yang telah membantu dalam upaya pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia,” kata Nadia dalam keterangan resmi yang diterima oleh Grid.id, Senin (27/9/2021).
Selain itu, secara nasional, terjadi penurunan kasus Covid-19 mingguan sebanyak 40 persen. Jumlah kematian nasional pun menurun 48 persen dibandingkan minggu sebelumnya.
Meski begitu, kata Nadia, masih ada provinsi yang tercatat memiliki insidensi dan angka kematian yang relatif tinggi, yaitu Kalimantan Utara dan Bangka Belitung.
Testing rate nasional juga terus ditingkatkan. Saat ini, tercatat sebanyak 422 orang diperiksa per 1.000 penduduk setiap minggunya.
Baca Juga: Pemerintah Fasilitasi Petani Milenial untuk Dapatkan Akses KUR
"(Angka) Ini di atas standar WHO atau Badan Kesehatan Dunia, yaitu 1 orang diperiksa per 1.000 penduduk per pekan sebagai parameter surveilans yang komprehensif," sambung Nadia.
Adapun beberapa provinsi yang mencatatkan testing rate dengan angka yang cukup tinggi, yaitu Bali, Riau, Kalimantan Timur, dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Sementara, untuk positivity rate secara nasional, angkanya mencapai 4 persen. Angka itu telah mencapai standar yang ditentukan WHO, yaitu kurang dari 5 persen.
Parameter lainnya yang turut menentukan pulihnya kondisi pandemi di Indonesia adalah bed occupancy rate atau BOR. Saat ini, secara nasional BOR telah berada di bawah 80 persen, baik secara total maupun BOR khusus unit perawatan intensif (ICU).
Baca Juga: Pemerintah dan Swasta Sediakan Akses Mudah untuk Vaksinasi Anak Berkebutuhan Khusus
"Hal ini juga menjadi salah satu target vaksinasi untuk mencegah keparahan jika seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi terinfeksi Covid-19,” tambahnya.
Adanya tren positif di hampir seluruh indikator tersebut dapat menjadi salah satu bukti keseriusan pemerintah, lembaga, dan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pandemi Covid-19.
"Yang harus diingat, upaya terberat selanjutnya adalah bagaimana mempertahankannya,” kata Nadia.
Kebersamaan hadapi masa transisi kegiatan
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan, masyarakat perlu saling berkolaborasi untuk mempertahankan dan mengendalikan kondisi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Stok Vaksin Covid-19 Dipastikan Cukup, Pemerintah Dorong Edukasi dan Kemudahan Akses Vaksinasi
Sebagai contoh, dr Reisa menyebutkan kolaborasi yang dilakukan oleh warga Surabaya. Bersama-sama, warga Surabaya membagikan tabung oksigen dan bantuan lainnya kepada mereka yang terdampak.
Selain itu, warga Surakarta juga melakukan inisiatif yang disebut "Jolijolan". Dengan memanfaatkan ruang publik, masyarakat sekitar saling mendonasikan atau mengambil barang sesuai kebutuhan secara gratis.
Di lingkup pendidikan, masyarakat juga harus saling berkolaborasi, baik dalam hal meminimaliasi risiko tertular virus corona maupun memastikan kualitas belajar anak didik.
Terlebih, saat ini beberapa wilayah tengah melakukan percobaan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Kunci keberhasilan PTM ada di tangan kita, (yaitu) guru, orang tua, dan murid. Jaga situasi kondusif dalam pengendalian Covid-19," ujar dr Reisa.
Selain itu, dr Reisa juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada ketika mengunjungi ruang publik. Ia menyarankan masyarakat, terutama anak-anak, sebaiknya memilih tempat yang mewajibkan akses aplikasi PeduliLindungi.
Tujuannya, agar tingkat keamanan dan kenyamanan pengunjung lebih tinggi. Pasalnya, tempat-tempat tersebut mewajibkan penerapan protokol kesehatan terutama memakai masker.
“Perkenalkan normal sosial baru di mall ini kepada anak-anak kita. Ingat hukum universal masking, semua orang 100 persen harus memakai masker di ruang publik, apalagi kalau jarak aman dan ventilasi terbuka tidak memungkinkan,” ujar dr Reisa.
Dalam masa transisi ini, orang tua harus mengajarkan kepada anak, bahwa Covid-19 akan terus ada. Maka,, anak sebaiknya dibiasakan memakai masker dan melaksanakan protokol kesehatan lainnya sebagai cara melindungi diri sendiri dan orang lain.
“Mari kita jaga situasi kondisi yang membaik ini tetap membaik, tetap konsisten bekerja sama untuk menekan Covid-19, dan makin banyak prestasi serta berita gembira yang kita nikmati,” tandas dr Reisa.