Laporan Wartawan Grid.ID, Anggita NasutionGrid.ID - Kasus anak Nia Daniaty, Olivia Nathania yang disebut melakukan dugaan penggelapan, penipuan, dan pemalsuan surat mengenai seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) terus berlanjut.Agustin salah satu korban kasus tersebut merupakan mantan gurunya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Olivia Nathania.Sejak lama tak berkomunikasi, akhirnya pada akhir 2019 lalu Olivia Nathania menghubungi Agustin. Olivia menawarkan jasa untuk memasukan orang sebagai CPNS. Sontak membuat Agustin tergiur hingga membawa puluhan orang yang ingin masuk CPNS.Untuk membayar uang jasa Olivia Nathania memberi tarif 25 sampai 30 juta persatu orang. Demi memenuhi tawaran Olivia Nathania, Agustin membeberkan jika korban lain sampai menjual rumah hingga sawah agar menjadi PNS. "Terus terang uang itu jerih payah kami. Sulit cari uang di masa pandemi. Itu (korban) banyak hang gadai rumah, motor, jual sawah," tutur Agustin saat ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (27/9/2021).
Dengan begitu, Agustin memohon agar uang yang telah masuk ke kantong Olivia Nathania segera dikembalikan. "Tolong dikembalikan uang kita semua," ucap Agustin melanjutkan. Agustin juga tak menyangka Olivia Nathania bisa menipunya dengan total kerugian mencapai 9,7 miliar rupiah.Bahkan, Agustin saat ini harus menanggung malu. Sebab, ia menjadi jembatan untuk mengajak banyak orang untuk mengikuti program CPNS yang ditawarkan oleh Olivia Nathania. "Ya Allah ya rab. Kalau masalah sakit hati, saya luar dalam, enggak mungkin (enggak sakit hati)," kata Agustin. "Kalau masalah sakit hati, saya sudah luar biasa sakit hati, saya juga malu dengan keluarga, bahkan keluarga saya yang di daerah. Karena, biar bagaimana pun, saya yang memperkenalkan dengan Olivia," ucap Agustin melanjutkan.Kini, Agustin berharap ada itikad baik dari Olivia Nathania.
Baca Juga: Ini Cara Anak Nia Daniaty, Olivia Nathania Iming-imingi Korban Penipuan CPNS
Kuasa hukum para korban, Desi Saputri, mengatakan hingga saat ini masih dibuka peluang untuk berdamai. "Intinya, kita masih membuka lebar mediasi untuk OI dan RAF. RAF juga akan proses di kantornya," ucap Desi.