Reaksi itu justru dapat meningkatkan kadar antioksidan dalam madu. Antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.
“Dengan begitu bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah,” kata Dewi.
Sementara mengutip dari Parapuan.co, ada juga mitos-mitos tentang keaslian madu.
3. Madu Palsu Itu Mengkristal
Kristalisasi madu seringkali disalahartikan sebagai pemalsuan madu.
Pada kenyataanya, kristalisasi atau penggumpalan madu itu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan.
Di sisi lain, madu yang mengkristal itu tidak akan mengalami penurunan kualitas.
Kandungannya pun masih tetap sama dan tidak berubah, kecuali warna dan teksturnya yang makin menggumpal.
4. Madu Asli Bisa Meletup
Salah satu mikroorganisme yang tumbuh dalam madu adalah khamir.
Secara alamiah, khamir yang berada di alam akan terbawa dalam madu, namun tidak akan aktif pada madu yang memiliki masa panen yang panjang.
Sebaliknya, khamir itu akan aktif melalui proses fermentasi pada madu yang dipanen muda.
Adapun hasil samping dari fermentasi madu yakni adalah karbon dioksida (CO2) yang berbentuk gas. Sejatinya, gas karbon dioksida itu menguap ke udara.
Akan tetapi, gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol madu tertutup sangat rapat.
Dengan begitu, keaslian madu pun akhirnya tidak bisa diukur dari adanya letupan atau tidak.
(*)