Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa IndrastyGrid.ID - Puber kedua biasanya terjadi pada laki-laki yang sudah berumur atau pada usia tertentu.Biasanya puber kedua disertai dengan perubahan secara fisik maupun mental.Lalu bagaimana tanda-tanda puber ketua pada laki-laki secara fisik?Dikutip Grid.ID melalui Intisari Online, Jumat (1/10/2021), ada tiga tanda puber kedua secara fisiologis, yaitu: 1. Adanya rambut tambahanKetika seorang pria mengalami puber kedua, umumnya disertai dengan adanya rambut tambahan yang lebih lebat dan panjang.Rambut ini bisa tumbuh di punggung, termasuk juga semakin lebat dan panjangnya rambut di hidung dan telinga.
2. Pertumbuhan fisikPuber kedua umumnya juga disertai dengan pertumbuhan fisik secara cepat yang membuat bagian tubuh tertentu tidak tumbuh secara proporsional.3. Perubahan suaraMeskipun pada puber pertama saat remaja suara telah berubah menjadi lebih besar, pada puber kedua juga akan kembali mengalami perubahan suara menjadi lebih dalam.Puber kedua biasanya membuat para wanita yang menjadi istri khawatir.Pasalnya, para istri khawatir suaminya selingkuh mengingat para lelaki menolak tua dan merasa dirinya kembali menjadi remaja.Namun, apakah puber kedua hanya dialami oleh lelaki saja? Simak penjelasan berikut.
Dikutip Grid.ID melalui Konpas.com, Jumat (1/10/2021), sejak tahun 1980-an, masalah krisis paruh baya atau puber kedua mendapat banyak perhatian. Salah satunya dari Dan Jones, PhD, Director of the Counseling and Psychological Services Center di Appalachian State University. Risetnya mengungkapkan, krisis paruh baya tak hanya dialami laki-laki semata, melainkan juga perempuan di usia 37 sampai 50 tahun.Perbedaan gender dalam konteks ini menyebabkan perempuan tidak terlalu berlebihan mengalami krisis paruh baya. “Padahal, mungkin ada juga perempuan yang mengalami gejolak tadi, mulai dari perubahan secara fisik, kondisi keluarga yang berubah, atau merasa gelisah dengan kehidupan. Tapi memang karakter krisis paruh baya ini berbeda antara pria dan wanita.”Krisis paruh baya adalah gejolak emosional yang terjadi pada satu tahapan usia tertentu dari 30 – 70 tahun, dengan puncaknya di usia 40 – 60 tahun. Evans menjelaskan, perubahan ini umumnya dilihat sebagai gejolak, sehingga sering muncul persepsi bahwa laki-laki usia 40 tahun berubah menjadi genit terhadap perempuan.“Faktanya, cerita bahwa di usia ini pria banyak yang ingin menikah lagi itu tak ada hubungannya dengan usia. Banyak sekali faktor yang memengaruhi kenapa laki-laki sampai menikah lagi. Saat krisis paruh baya yang akan terjadi adalah perubahan-perubahan dalam fase hidupnya.”
Tiga PerubahanKrisis paruh baya biasanya disebabkan oleh tiga perubahan."Perubahan pertama karena waktu luang jadi lebih banyak, apalagi anak sudah dewasa. Kehidupan sudah mulai mapan hingga bisa mencari kesibukan lain.”Kedua, terjadi juga perubahan fisik. Jika pada laki-laki mulai dari menurunnya kesehatan dan bentuk tubuh, pada wanita justru biasanya berhubungan dengan hormon. “Salah satunya mengalami menopause.”Perubahan yang ketiga adanya perubahan sosial yang mencakup perubahan struktur keluarga. Contohnya, orangtua meninggal atau anak mulai meninggalkan rumah orangtua. “Berbagai perubahan dalam dimensi kehidupan tersebut tentu saja terjadi baik pada laki-laki atau perempuan.” (*)