Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Rizky Billar menegaskan yang dilakukannya dengan Lesti Kejora masih berada di jalur yang benar.
Soal pernikahan siri yang terjadi sebelum rangkaian siaran langsung, Rizky Billar mengaku telah menjalin kesepakatan dengan Lesti.
“Saat itu masih on track. Sekitar bulan 2 saya silaturahmi. Lalu kita menceritakan keinginan kuta mau menikah dan sudah ada tanggalnya,” ucap Billar dalam program Blak Blakan Leslar yang tayang Senin (4/10/2021).
“Untuk berbagi kebahagiaan untuk fans gimana kalau kita menyiarkan secara live. Tercapai kesepakatan dan kami udah kontrak gitu,” sambungnya menjelaskan..
Dari kebersamaan keduanya yang sudah terjalin dan seiring sedemikian rupa, keduanya punya ide untuk menikah siri terlebih dahulu.
“Kita memang makin intens ketemu Bapak, lihat keseriusan saya ngurus pernikahan. Bapak menyarankan saat itu,” ungkapnya..
Oleh karena itu, Billar mengaku tidak terlalu terganggu dengan isu dan fitnah yang beredar.
Pesinetron Jodoh Wasiat Bapak itu menyebut dirinya tidak terlalu memperhatikan ucapan orang.
“Saya nggak maksa masyarakat. Kembali ke masing-masing. Kami melakukan ini bukan karena takut salah di mata manusia,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Lesti menambahkan bahwa keinginannya untuk menikah siri memang didahului sebuah kesepakatan.
Sehingga, sang biduan tak sedikit pun melihat tindak pembohongan publik yang diduga dilakukan oleh dirinya dan Billar.
“Dari mana ngebohongin publiknya ya? Satu, tadi udah dijelaskan oleh Kakak ya, kita sama manusia biasa juga," tutur Lesti.
"Sebagai publik figur, semua yang sudah kita lakukan sudah dengan kesepakatan dua keluarga,” imbuhnya.
Pengakuan nikah siri Billar dan Lesti memang menjadi perbincangan karena keduanya disebut hanya mau menutupi kehamilan di perut pelantun 'Bismillah Cinta' itu.
Akad nikah dua kali yang dilakukan Billar, tidak hentinya jadi perhatian karena tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Tidak berhenti di situ, Lesti dan Billar juga terancam dipidanakan karena dianggap melakukan kebohongan publik oleh perempuan bernama Mila Machmudah Djamhari.
(*)