"Mereka mengatakan bahwa mereka saja baru mengetahui bahwa sekolah itu tidak ada keberadaannya. dan lanjutnya, ibu saya harus menunggu 2-3 bulan kedepan untuk pelantikan selanjutnya," imbuhnya.
Dengan adanya kejadian itu, Azam dan keluarganya pun menuntut keadilan.
"Kami keluarga menuntut keadilan, karena menurut kami ini adalah suatu penghinaan kepada seorang guru dan kami meminta kepada pemerintah untuk segera memproses pihak-pihak yang terkait dengan kejadian ini," pintanya.
Lalu mengutip dari Kompas.com, ibu Azam yang ternyata bernama Rasni Djubaida Bone Agus diketahui hingga kini masih belum menerima penempatannya.
Kepala Dinas Pendidikan Minahasa Utara, Olfy Kalengkongan hanya memberikan jawaban singkat saat ditanya mengenai nasib sang guru sekarang.
Olfy mengatakan bahwa Rasni sekarang masih tetap mengajar di sekolah asalnya.
"Untuk saat ini mengajar di sekolah asal," kata Olfy dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Selasa (5/10/2021).
Selaras dengan pernyataan Olfy, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Minahasa Utara, Theodore Lumingkewas pun juga mengatakan hal yang serupa.
"Tetap di sekolah tersebut," pungkasnya.
(*)