3. Frustrasi memicu keinginan untuk berbelanja
Belanja kompulsif adalah upaya untuk mengisi kekosongan emosional, seperti kesepian, kurang kontrol atau kurang percaya diri.
Shopaholic juga memiliki kecenderungan untuk menderita gangguan mood, gangguan makan, dan masalah penyalahgunaan zat.
Jika cenderung konsumsi makanan yang menenangkan setelah hari yang buruk, kamu juga mungkin lebih cenderung menikmati belanja.
4. Kegembiraan saat membeli
Para shopaholic mengalami adrenalin yang tinggi atau terpacu dari tindakan membeli suatu barang.
Dopamin, zat kimia otak yang terkait dengan kesenangan, sering dilepaskan dalam gelombang ketika pembeli melihat barang yang diinginkan dan mempertimbangkan untuk membelinya.
Nah, kondisi kegembiraan ini bisa menjadi adiktif.
5. Pembelian diikuti perasaan menyesal
Rasa bersalah setelah berbelanja tidak terbatas pada pembelian besar saja.
Sebaliknya, pembeli kompulsif sering tertarik pada penawaran barang murah, dan mereka mungkin menyesalinya karena banyak pembelian kecil menumpuk.
6. Mencoba menyembunyikan kebiasaan belanja
Jika takut ketahuan selalu belanja online oleh rekan kerja, ini bisa menjadi tanda kamu menghabiskan uang dengan mengorbankan keluarga atau pekerjaan.
7. Cemas ketika hari-hari tidak berbelanja
Mungkin hal biasa kalau merasa cemas jika belum menikmati secangkir kopi pagi.
Tetapi jika merasa gelisah karena belum menggesek kartu debit sepanjang hari, waspadalah!