Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Walaupun punya paras yang sempurna, gangguan mental seperti BPD tak luput dari kehidupan Ariel Tatum.
Diberitakan Kompas.com, aktris berusia 24 tahun ini memang menderita Borderline Personality Disorder atau BPD.
Karena penyakit ini, Ariel Tatum bisa merasakan senang hingga berkali lipat ketika senang dan perasaan sedih berkali lipat ketika sedih.
Bahkan, gara-gara penyakit mental ini, Ariel Tatum pernah merasa trauma menjalin hubungan asmara dan berniat untuk bunuh diri.
"Jadi gue ya beberapa kali (sempat terpikir untuk bunuh diri)," kata Ariel dalam Youtube Tonight Show yang dikutip dari Kompas.com.
Walau demikian, terkait trauma ini, Ariel mengaku sudah pasrah dan tidak terlalu memikirkan tentang pasangan.
"Sempat ada (trauma) tapi gue sekarang lebih ke ya sudah jalanin aja, kalau ada alhamdulillah, kalau enggak juga enggak apa-apa," paparnya.
Borderline Personality Disorder atau Gangguan Kepribadian Ambang adalah gangguan mental yang mempengaruhi suasana hati hingga interaksi dengan orang lain.
Penyakit ini membuat penderitanya mengalami krisis identitas, sulit mengontrol emosi dan perilaku, serta sulit menjalin hubungan dengan orang sekitar.
Mengutip Mayo Clinic, ada 9 gejala utama BPD yang patut untuk diwaspadai, yaitu:
- Ketakutan yang kuat akan pengabaian, bahkan melakukan tindakan ekstrem untuk menghindari perpisahan atau penolakan
- Pola hubungan intens yang tidak stabil, seperti menyukai seseorang sesaat namun tiba-tiba percaya orang tersebut tidak mempedulikannya atau kejam
- Perubahan cepat dalam identitas dan citra diri yang mencakup pergeseran tujuan dan nilai-nilai
- Periode paranoia terkait stress dan kehilangan kontak dengan kehidupan nyata untuk beberapa saat
- Perilaku impulsif dan berisiko seperti melakukan seks yang tidak aman, menghabiskan banyak uang, hingga penyalahgunaan narkoba
- Ancaman atau perilaku bunuh diri atau melukai diri sendiri sebagai respons terhadap ketakutan akan perpisahan dan penolakan
- Perubahan suasana hati yang ekstrem yang mencakup bahagia terlalu intens, cepat marah, hingga kecemasan
- Perasaan kosong yang berkelanjutan
- Kemarahan yang intens seperti sering kehilangan kesabaran, sarkastik, atau bertengkar secara fisik
Penyebab gangguan mental ini memang belum diketahui secara pasti, namun ahli percaya akan adanya faktor lingkungan.
Misalnya seperti pengalaman masa kecil yang penuh tekanan, merasa ditelantarkan, ditinggalkan orangtua, atau pernah dilecehkan.
Selain faktor lingkungan, faktor genetik dan masalah kelainan otak juga dipercaya ikut mempengatuhi penyakit ini. (*)