Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa
Grid.ID - Kejadian nahas menimpa 11 siswa MTs Harapan Baru Cijantung, Kabupaten Ciamis, yang meninggal dunia saat susur sungai pada Jumat (15/10/2021) sore.
Melansir dari Kompas.com, peristiwa tersebut berlangsung ketika para siswa sedang mengikuti susur sungai pada kegiatan pramuka di Sungai Cieluer, Leuwi III, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Ciamis.
Kejadian tragis susur sungai tersebut menewaskan 11 siswa pasca diterjang arus sungai yang kuat.
Menurut informasi, 11 siswa tewas pasca terbawa arus sungai yang mendadak meluap.
Dikarenakan kuatnya arus sungai, alhasil para korban tak dapat menyelamatkan diri karena terseret hingga muara sungai.
Salah satu ayah dari korban bernama Dea Rizki (13), Saidin Alju (52), sempat merasakan gelagat tak biasa pada anaknya sebelum kejadian.
Melansir dari TribunJabar.id, Saidin terakhir berjumpa dengan putrinya, Dea Rizki, ketika bertemu pekan lalu di Pondok Pesantren Al-Qur'an Cijantung, Ciamis.
Jarang terjadi, Dea Rizki tiba-tiba minta foto bersama kedua orang tuanya dalam momen pertemuan tersebut.
Perilaku itu pun dianggap aneh oleh Saidin lantaran momen berfoto tersebut tak biasa diminta oleh Dea Rizki.
"Saya sempat foto-foto dengan anak saya, fotonya juga masih ada. Nah, anak saya itu minta foto bareng-bareng. Lalu kami bertiga, saya sama istri foto dengan Dea," ujar Saidin saat ditemui di rumahnya, Sabtu (16/10/2021).
Ketika berfoto, Saidin pun tak merasakan firasat buruk sedikit pun meski Dea meminta hal tak biasa.
Hingga malam sebelum kejadian pun, Saidin tidak mengalami firasat atau tanda buruk lainnya yang akan menimpa anaknya.
"Di momen foto-foto itu, tidak ada kata-kata gimana gitu, biasa saja. Sampai tadi malam itu tidak ada tanda-tanda apa pun," terang Saidin.
Tapi tak disangka, permintaan foto ternyata menjadi kenangan terakhir bagi Saidin bersama anaknya.
Usai mendengar kabar kepergian anaknya, Saidin dan keluarga merasa terpukul.
Namun, Saidin berusaha mengikhlaskan kepergian anaknya pasca kejadian nahas yang menimpa Dea Rizki.
"Dari penjelasan pondok bahwa anak saya sedang mengikuti program sekolah. Katanya lagi kegiatan Pramuka pengenalan alam. Menurut informasi, para korban terpeleset di pinggir sungai lalu tenggelam," tukas Saidin.
(*)