Melansir Parapuan, Pakar Psikologi UNAIR, Primatia Yogi Wulandari pun mengungkapkan bahwa pendidikan seks harus dilakukan secara berkelanjutan.
Selain itu, Primatia juga mengingatkan tiga aspek strategi untuk orangtua dalam mengajarkan pendidikan seks, yaitu:
Anak masih berpikir secara konkret
Sebaiknya orangtua memberikan pendidikan seks pada anak menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti.
Namun, pastikan untuk tidak menggunakan kata ganti untuk alat kelamin dan pilih istilah kelamin secara netral tanpa ekspresi malu atau jijik.
Jelaskan bahwa penis dan vagina merupakan nama alat kelamin pria dan wanita yang harus lebih dijaga.
"Harapannya, anak dapat menganggap alat kelamin sama seperti halnya bagian tubuh lain, tetapi tetap diperlakukan lebih khas, sebab bersifat lebih privat dan intim," jelasnya.