"Kenapa di Mojokerto, karena kakek, ayahku, asli orang Mojokerto. Jadi masih ada makam keluarga di sana dan dulu pahlawan lah kakekku di sana, akhirnya bikin sesuatu di Mojokerto ketemu rumah Pak Buadi," ungkap Ashanty.Ashanty pun menceritakan kondisi rumah salah satu penduduk, Buadi, yang dibedahnya tersebut memang tidak layak ditempati."Rumah Pak Buadi yang (lama), aduh, nggak layak buat ditinggalin, tempatnya nggak nyaman, tinggal berlima."
"Pas dateng, mereka mau (rumahnya dibedah), ya emang jodoh, akhirnya kita kemarin minggu lalu ke sana rumahnya dari triplek, lantainya masih tanah," ungkap Ashanty.Rencananya, Ashanty akan kembali ke Mojokerto dalam waktu dekat karena rumah yang dibedahnya telah selesai dirombak dan sudah bisa ditempati."Progresnya udah jadi diancurin dan dibangun layaknya jadi rumah. Ada kamar, dapur, kamar mandi di dalam, kemarin kamar mandi di luar. Akhirnya bikin dalam dua minggu udah jadi rumahnya, Senin besok aku akan kesana untuk serah terima kunci," ungkap Ashanty. Rasa antusias dihaturkan Ashanty karena dirinya bisa melakukan kegiatan amal dalm bentuk yang besar secara mandiri."Senang banget, karena bagi aku ini menjadi sesuatu yang membanggakan karena dikerjain sendiri loh, misal kita ada banyak yang bantu, nggak akan sebahagia ini."
"Kenapa bahagia banget walau satu rumah tapi bisa merealisasikan, karena hal ini ada kepuasan tersendiri yang tak bisa diungkapkan," tutup Ashanty.