Sementara itu, dilansir dari situs promkes.kemkes.go.id, penyalahgunaan narkoba dapat menyerang organ tubuh, seperti jantung, otak, tulang, pembuluh darah, paru-paru, serta sistem saraf dan pencernaan.
Bahkan, penyalahgunaan narkoba juga berisiko meningkatkan infeksi penyakit menular berbahaya seperti human immunodeficiency virus (HIV/AIDS), hepatitis, herpes, dan tuberkulosis (TBC). Penularan penyakit terjadi akibat penggunaan alat seperti jarum suntik yang tidak higienis.
Tak berhenti di situ, penyalahgunaan narkoba juga berpotensi menyerang kesehatan mental. Seseorang yang kecanduan narkoba dapat menderita depresi, gangguan jiwa berat atau psikotik, keinginan bunuh diri, serta terdorong melakukan tindak kejahatan dan kekerasan.
Perlu diketahui, penyalahgunaan narkoba juga bisa menyebabkan kematian. Berdasarkan data BNN pada 2019, angka kematian yang diakibatkan oleh penyalahgunaan narkoba tercatat kurang kurang lebih 40-50 orang setiap harinya.
Narkoba menimbulkan kesenjangan sosial
Selain membahayakan kesehatan dan keselamatan individual, penyalahgunaan narkoba juga terbukti merusak struktur sosial negara dan menimbulkan kesenjangan sosial di lingkungan masyarakat.
Kondisi ekonomi seseorang dapat memburuk setelah terlibat dalam transaksi narkoba. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh UNODC, tekanan ekonomi akibat penyalahgunaan narkoba juga kerap berbuntut pada kekerasan domestik.
Apabila anak terbukti menggunakan narkoba dapat dikeluarkan dari sekolah. Akses pendidikan yang terhenti dapat mengakibatkan anak menjadi pengangguran di masa depan. Beban ekonomi keluarga pun bertambah.
Baca Juga: Banyak Kerjaan Bikin Kamu Tertekan? Yuk Lakukan 4 Cara Efektif dan Efisien Ini Buat Hempaskan Stres
Di lingkungan masyarakat, keberadaan pengedar atau bandar di pasar gelap dapat meningkatkan risiko kejahatan. Perilaku destruktif yang ditimbulkan akibat penggunaan narkoba juga dapat merusak struktur sosial masyarakat.
Dampak sosial dari penyalahgunaan narkoba tersebut juga menimbulkan kerugian negara.