Menurut Sukarno, kakek dan moyangnya dari pihak ibu adalah pejuang kemerdekaan yang gugur dalam Perang Puputan di daerah Pantai Utara Bali yakni Kerajasaan Singaraja.
Paman sang ibu yakni Raja Singaraja yang terakhir ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke tempat pembuangan.
Belanda kemudian menduduki istana dan merampas milik kerajaan hinggga keluarga ibu Sukarno melarat.
Hal tersebut, kata Sukarno membuat kebenciang sang ibu kepada Belanda tak habis-habis.
Sementara nenek dari nenek Soekemi memiliki kedudukan di setingkat di bawah seorang putri yang bejuang mendampingi Pangeran Diponegoro.
Guru bertemu gadis pura Hindu
Dalam autobiografinya Sukarno mengatakan sang ibu menceritakan kepadanya bagaimana Soekemi muda menaklukkan hatinya.
Saat masih muda, Soekemi yang bekerja sebagai guru sekolag rendah di Singaraja jatuh cinta pada Idayu, gadis muda yang bertugas membersihkan pura Hindu Budha setiap pagi dan petang, Sebagai guru, Soekemi kerap datang ke air mancur di muka pura untuk menikmati ketenangan.