Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari
Grid.ID - Tumbuhnya bulu kemaluan atau dalam Bahasa Inggris disebut pubic hair kerap membuat risih wanita pada umumnya.
Tak jarang para wanita pun memilih untuk menghilangkan bulu kemaluan dengan cara dicukur atau waxing.
Akan tetapi, menghilangkan bulu kemaluan rupanya bukan sesuatu yang dibenarkan jika dibandingkan dengan mempertahankannya.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, bulu kemaluan berfungsi untuk melindungi kulit sensitif dan area sekitar alat kelamin.
Melansir Healthline, bulu kemaluan berguna untuk menjaga kebersihan vagina dan penis.
Rambut yang dianggap berantakan ini faktanya bisa menghalau kotoran dan bakteri masuk ke lubang vagina atau penis.
Bulu kemaluan terancang dengan berbagai manfaat kesehatan, yaitu melindungi area intim di saat mengalami gesekan.
Baca Juga: Waxing Rambut Kemaluan, Aman Gak sih?
Bulu kemaluan juga dapat membantu menghilangkan keringat dari tubuh untuk membantu proses penguapan jadi lebih cepat.
Dengan fungsi tersebut, bulu kemaluan dapat mendinginkan area miss v dan penis, serta membantu mencegah keringat bercucuran saat kita berolahraga.
Sementara itu, dilansir Grid.ID dari GridPop.ID, menurut Mary Marnach, M.D, yang menjawab pertanyaan masyarakat mengenai mencukur rambut kemaluan wanita, tidak ada alasan medis atau higienis untuk menghilangkan sebagian atau seluruh rambut kemaluan seorang wanita.
Terlebih jika cara yang dilakukan dengan teknik waxing, selain menyakitkan juga bisa menimbulkan efek samping yang jarang diketahui.
Berikut berbagai kondisi yang bisa timbul jika mencukur bulu kemaluan.
Vagina atau area vagina menjadi gatal, bahkan gatal yang parah.
Kelamin wanita alias vagina, jika mencukurnya dengan waxing berisiko mengalami luka bakar.
Berisiko mengalami abrasi atau luka selama pencukuran atau waxing.
Bisa menimbulkan tunggul, ruam, benjolan dan rambut tumbuh ke dalam.
Berisiko tinggi akan terjadi infeksi bakteri karena kotoran tak lagi terhalang bulu.
Risiko tertular atau menularkan infeksi virus, seperti herpes simplex atau HPV, karena luka atau iritasi kulit yang membuat kulit lebih rentan menjadi lebih tinggi.
Selain itu, mencukur bulu kemaluan juga bisa merugikan wanita karena lebih berisiko terkena penyakit kelamin.
"Mencukurnya bisa sangat merugikan karena membuat wanita berisiko lebih tinggi terkena penyakit kelamin, seperti kutil kelamin," kata Mackar.
Hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan ringan yang tidak nyaman, seperti luka bakar, kemerahan, lecet dan gatal.
Mencabut rambut kemaluan pun dapat menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi.
Bahkan dapat menimbulkan rasa sakit yang berakibat pada infeksi atau radang, atau yang dikenal dengan folikulitis.
Jika ingin mencukur bulu kemaluan, sebaiknya terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.
(*)