Dulu tidak terbuat dari roti
Ternyata, untuk menjadi seserahan, roti buaya hanya dibuat dengan anyaman daun kelapa atau kayu.
Pada akhir abad ke 17 dan 18, sebuah industry pabrik roti mulai masuk Nusantara dan kemudian mengubahnya menjadi roti buaya.
Konon, hal ini bermula sejak masuknya bangsa Eropa ke Batavia di mana roti merupakan makanan yang langka dan mahal.
Akhirnya, roti dipilih menjadi bahan dasar roti buaya karena melambangkan kemakmuran.
Dulu tidak boleh dimakan
Walau sudah dibuat dengan bahan dasar roti, dulunya roti buaya tidak boleh dimakan dan hanya menjadi pajangan.
“Sesudah anak perawannya mendapat lamaran pemuda dan sudah ada ijab kabul, maka itu dipajang sebagai tanda. Entah ditempelkan di garda depan rumah atau disimpan di lemari pajangan,” ujar Yahya.
Tradisi ini kemudian diprotes oleh masyarakat di abad ke-20 karena menganggap tradisi ini mubazir. (*)