Bentuk waspada ini menjadi tanda pengingat bahwa, sektor perikanan paling mendapat dampak buruk dari fenomena ini.
Sebab nanti, pasokan ikan akan berkurang drastis akibat nelayan tidak bisa melaut.
Ia mengatakan, jika dipaksakan melaut maka hasil tangkapannya tidak akan maksimal karena tingginya gelombang.
Kondisi ini, tentu saja akan mempengaruhi hasil laut di pasaran yang cenderung mahal.
Ditambahkan dari Tribunnews.com, Pemerintah dan warga Indonesia diminta untuk berkaca dengan fenomena La Nina tahun 2020 lalu.
Sebelumnya, La Nana tahun 2020 menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari.
Kala itu, curah paling tinggi menimpa wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan hingga terjadi banjir bandang.
Dengan demikian, Ketua BMKG mengingatkan pemerintah daerah untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana Hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.
(*)