Bila zat ini masuk ke dalam lambung, ditambah dengan adanya kandungan garam yang sangat tinggi, dikhawatirkan akan memicu pertumbuhan sel abnormal di bagian tenggorokan yang akhirnya bisa berubah menjadi kanker.
Terlebih, kandungan nitrosamine ini ternyata berisiko membuat seseorang lebih rentan terpapar virus Epstein-barr (EBV) yang merupakan pemicu utama dari kanker tenggorokan.
Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) menyebut kandungan nitrosamine sebagai salah satu zat yang bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker.
Akan tetapi risiko ikan asin memicu kanker tergantung pada pengolahannya, seperti seberapa banyak garam yang digunakan, berapa lama disinari, hingga kondisi tempat penyimpanan ikan tersebut.
Akan tetapi, konsumen tak tahu pasti mengenai proses pengolahan ikan asin yang mereka konsumsi.
Oleh sebab itu, sebaiknya batasi mengonsumsi ikan asin demi meminimalisir risiko kanker nasofaring.
Sebaiknya, masyarakat lebih sering mengonsumsi ikan segar yang dapat memberi manfaat kesehatan bagi tubuh.
(*)