Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari
Grid.ID - Kejadian nahas menimpa seorang astronot asal Moskow, Rusia bernama Vladimir Komarov.
Vladimir Komarov harus meregang nyawa ketika menjalani tugasnya dalam proses mendarat ke bumi dari luar angkasa.
Dikutip Grid.ID dari Intisari-online.com, misi demi misi berhasil dilakukan oleh Komarov dan semuanya berjalan dengan baik.
Namun sebuah kejadian tak diinginkan dalam suatu misi di 1967, Komarov kembali dikirim ke ruang angkasa.
Awalnya, Komarov bercanda mengenai pesawat luar angkasa yang disebutkannya sebagai peti mati terbuka untuknya.
Seakan sudah memiliki pertanda, misi tersebut adalah tugas terakhir bagi Kamarov sebelum dia tewas.
Panel surya Soyuz tidak bisa terbuka, mengakibatkan energinya tidak tercukupi untuk meluncurkan radio dan membuat Komarov kehilangan kontak.
Baca Juga: Demi Karakter Film, Maudy Koesnaedi Temui Astronot hingga Riset ke Amerika Serikat
Komarov akhirnya mengubur rencana untuk kembali ke bumi lebih awal karena energi yang tidak memadai menyebabkan penentuan posisi yang tidak akurat.
Setelah keluar dari kabin untuk menyesuaikan orbit secara manual, Komarov membiarkan pesawat memasuki orbit bumi dan bergegas ke atmosfer.
Sayangnya, selama pendaratan, parasutnya gagal terbuka.
Hal itu membuat Komarov menghantam bumi dengan kecepatan tinggi, hingga menghantam tanah.
Ledakan kuat pun terjadi seiring dengan tubuh Komarov yang hancur dan terbakar pada kokas pada suhu tinggi, dan menyisakan tulang dan kaki yang harus dilestarikan.
Dikutip Grid.ID dari Nakita.id, keinginan terbang keluar angkasa memang sudah dimiliki Vladimir Komarov sejak kecil.
Pria yang lahir pada 1927 ini sering membuat baling-baling dan model pesawat terbang yang membuatnya sering menerima penghargaan di sekolah.
Namun, ketika perang pecah, Komarov harus menghentikan studinya dan ayahnya juga meninggal karena perang.
Kehidupan terus dijalani oleh Komarov, bahkan dia sempat bekerja di pertanian dan sering menghidupkan alat mekanis pertanian.
Meskipun demikian, cita-citanya untuk terbang masih terus dia upayakan.
Kegigihannya itu membuat Komarov diperhatikan orang-orang Akademi Penerbangan Khusus di Moskow.
Akhirnya Komarov direkrut ke sekolah penerbangan setelah bertahun-tahun mengenyam pendidikan.
Komarov juga menjadi juara dalam bertarung melawan musuh.
Tahun 1945, Komarov lulus sebagai lulusan terbaik.
Tetapi perang telah usai, dia tidak memiliki kesempatan untuk terlibat dalam perang, itu adalah penyesalan baginya.
Meski demikian, pada akhir Perang Dunia II pilot masih sangat langka dan banyak perang regional pecah di dunia, Komarov kemudian masuk ke dalam pilot pertempuran di Kaukasus.
Hanya dalam waktu 3 tahun, Komarov diangkat menjadi pilot kepala di kolom Kaukasus.
Komarov kemudian berangkat ke Royal Academy of Enginering di Moskow untuk mengejar gelar Ph.D.
Setelah lulus, dia menjadi pilot letnan dengan gelar insinyur senior.
Tahun 1960, "perang antariksa" dengan Amerika Serikat dimulai, Komarov yang memiliki mimpi untuk terbang terpilih dari 3 ribu astronot.
Dalam perjalanan kariernya, Komarov sempat mengalami kejadian yang tak menyenangkan.
Tahun 1960, Komarov yang berusia 33 tahun terluka dalam sesi pelatihan dan harus menjalani perawatan.
Lantaran kondisinya itu, Komarov harus istirahat selama 6 bulan dan tak bisa melakukan aktivitas.
Sayangnya, walaupun Komarov terbilang cepat pulih, namun pria tersebut mengalami masalah jantung.
Namun, karena pengalamannya, posisi Komarov tak bisa digantikan.
Berkat jam terbang yang tinggi, Komarov dikirim ke luar angkasa pertama pada 11 Oktober 1960.
(*)