Find Us On Social Media :

Aneh tapi Nyata! Viral Peristiwa Unik Hujan di Cikarang Hanya Mengguyur Satu Mobil, Saksi Mata Sebut Cuaca Sedang Cerah, BMKG Turut Buka Suara

By Bella Ayu Kurnia Putri, Rabu, 3 November 2021 | 16:37 WIB

Tangkapan layar video - Fenomena langka air hujan turun tidak merata dan hanya mengguyur satu mobil yang sedang terparkir terjadi Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (31/10/2021).

Uryan Riana menceritakan dia menyaksikan kejadian itu selama lebih dari 5 menit.

"Kejadiannya cukup lama ya lebih dari 5 menit, cuma karena saya mau ada acara lagi jadi saya tinggalin," ucapnya.

Selanjutnya mengutip dari Kompas.com, Sub Korrdinator Pers dan Media Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwi Rini Sari turut buka suara mengenai peristiwa viral itu.

Rini mengaku pihaknya belum bisa mengonfirmasi kebenaran di balik video itu.

Hal itu dikarenakan pihaknya hanya melihat dari video dengan durasi yang singkat.

Selain itu data-data pengamatan cuaca visual yang sifatnya lokal dan dapat dianalisis secara obyektig setempat juga belum tersedia.

Namun menurutnya peristiwa dalam video secara logika dan teori sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Baca Juga: Akibatkan 35 Orang Mengalami Luka Bakar, Kobaran Api dan Kepulan Asap Hitam dari Ledakan Kilang Minyak Balongan Sampai Hari Ini Belum Padam Meskipun Diguyur Hujan Lebat

"Hal ini dikarenakan diameter awan Comulonimbus yang menghasilkan hujan seperti pada video umumnya memiliki diameter beberapa puluh hingga ratusan kilometer," kata Rini dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Selasa (2/11/2021).

Rini menambahkan bahwa umumnya hukan terjadi tatkala awan sudah cukup matang dan bila kondensasi pada awan sudah cukup dekat.

Ketika sudah seperti itu, akan terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang mempunyai diameter buliran besar dengan area yang luas.

"Adapun jika hujan dari awan Comulonimbus dengan cakupan yang tidak luas, ketika menghasilkan hujan lebat maka akan ditemukan hujan dengan intensitas ringan yang ditandai dengan butiran lebih kecil di paling tidak satu sisi hujan dengan intensitas yang lebat," tuturnya.

"Kondisi tersebut tidak ditemukan pada video yang beredar karena hujan yang jatuh pada area cakupan sempit dan intensitas lebat (tidak ada satupun sisi yang menunjukkan intensitas hujan ringan)," serunya.

Dwi Rini menuturkan juga bahwa likasi hujan pada awan Cumulonimbus umumnya mengikuti pergerakan awan.

"Ketika terjadi hujan yang sifatnya sangat lokal, dapat dipastikan ada angin dan tutupan awan yang tidak merata. Awan Cumulus penyebab hujan lokal sulit terbentuk di kondisi setelah hujan seperti kejadian yang viral saat ini," pungkasnya.

Baca Juga: Hujan Deras Guyur Ibu Kota, Berikut 26 Lokasi di Jakarta dan Sekitarnya yang Tergenang Banjir

 

 

(*)