Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri
Grid.ID - Kota Batu, Jawa Timur baru-baru ini diterpa musibah yakni banjir bandang.
Melansir dari Suryamalang.com, menurut PUSDALOPS BNPB bencana alam tersebut dipicu curah hukan dengan intensitas tinggi.
Selain itu sumbatan batang-batang kayu di hulu sungai juga turut andil menjadi penyebab banjir bandang ini.
Hingga akhirnya banjir bandang terjadi pada Kamis, (4/11/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Bencana alam yang menerpa Kecamatan Bumiaji itu berdampak pada beberapa wilayah seperti desa Sumber Brantas, Bulukerto, Tulungrejo, Pandanrejo, dan Sidomulyo.
Berdasarkan dari dari BPBD Jatim yang dikutip Grid.ID pada artikel Suryamalang.com, Jumat (5/11/2021), diperkirakan ada 15 orang hilang akibat bencana alam itu.
Dari jumlah tersebut, 4 orang ditemukan dalam keadaan selamat dan 11 lainnya masih dalam pencarian.
Lalu mengutip dari Kompas.com, Suliamat (53) adalah salah satu korban selamat dalam bencana alam tersebut.
Suliamat merupakan warga Dusun Gintung, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Saat bencana itu terjadi, Suliamat diektahui sedang berada di rumahnya.
Tatkala hujan deras dan listrik padam, Suliaman kemudian menuju ke luar rumahnya.
Namun ketika sampai di terash rumahnya, bagian depan rumah Suliamat itu mendadak ambruk.
"Saya di teras, terasnya runtuh dan ngeblak ke saya. Wajah saya terkena lumpur," kata Suliamat dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Jumat (5/11/2021).
Kisaran tiga menit berlalu, air sempat surut.
Suliamat kemudian berusaha untuk menjangkau keluarganya yang saat itu juga berada di rumah.
Diketahui bahwa anggota keluarga Suliamat lainnya yang sedang di dalam rumah ada anaknya, Mahendra Feri (27), Devisatul Istiqamah yang adalah menantunya, lalu cucunya Alverta Shenazia (3).
Sayangnya Sulaimat hanya bisa menemukan menantunya
Setelah melihat sebuah cahaya, Sulaimat bersama menantunya pun berusaha untuk keluar dari reruntuhan rumahnya.
Sulaimat menyebut cahaya itu bak menuntun pandangan matanya supaya bisa keluar dari rumah.
Meski Sulaimat dan menantunya selamat, namun lelaki berusia 53 tahun itu harus menelan pil pahit karena anak dan cucunya terseret arus banjir.
"Saya lihat cahaya, saya selamat," tuturnya.
Baca Juga: Kondisi Memprihatinkan, YFMG Bantu Langsung Korban Bencana Alam di NTT
Sulaimat yang mengaku sudah tinggal di kawasan tersebut sejak 1994 mengaku bahwa baru pertama kali ini dia mengalami bencana banjir.
"Sejak 1994 saya tinggal di rumah itu. Baru kali ini ada banjir. Sebab kesehariannya sungai itu kering," ucapnya.
(*)