Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari
Grid.ID - Seorang wanita asal India bernama Swati Srivastava menjalani operasi hymenoplasty alias merekontruksi kembali selaput dara pada wanita agar dapat kembali perawan.
Operasi tersebut dijalani Swati Srivastava sebelum dinikahi oleh kekasih yang dia cintai, Aditya.
Dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com, Swati memiliki kehidupan yang buruk di masa lalu dan membuat dia tidak lagi perawan.
Swati pun menganggap bahwa pernikahan dengan pria pilihan keluarganya adalah sesuatu yang suci.
Hal tersebut membuat wanita itu memutuskan untuk menjalani operasi hymenoplasty.
Swati bertemu Aditya untuk pertama kali dan menilai pria tersebut begitu sempurna.
Aditya disebutkan memiliki pekerjaan yang baik, rendah hati dan ramah.
Swati tak bisa membayangkan apabila Aditya tahu bahwa dirinya sudah tak lagi perawan dan akhirnya wanita tersebut menjalani operasi keperawanan.
Dalam operasi tersebut, selaput dara Swati direkonstruksi sehingga membuatnya kembali 'perawan'.
Sayangnya, keputusan Swati menjalani hymenoplasty tak dibarengi dengan pemikiran jangka panjang.
Swati juga harus merogoh kocek 50 ribu Rupee atau setara dengan Rp10.541.850 untuk menjalani operasi tersebut di sebuah klinik.
Dikutip Grid.ID dari Intisari-online.com, sayangnya, perasaan menyesal telah menjalani operasi hymenoplasty dialami Swati saat mengetahui masa lalu Aditya.
Adit menanyakan masa lalu Swati, dan Swati mengatakan bahwa ia masih perawan. Ada perasaan bersalah dari Swati karena ia berbohong.
Namun, saat pertanyan ditujukan kepada Adit semua berubah.
Pasalnya, Aditya mengaku telah melakukan hubungan seks dengan wanita lain selama 5 tahun.
Bahkan hal tersebut dia lakukan secara berkelompok.
Aditya pun memutuskan akan menjadi pria lajang setelah bertemu Swati.
Swati pun begitu menyesal dengan apa yang dia lakukan yaitu operasi hymenoplasty.
Terlebih setelah masa lalu Aditya terbongkar.
Swati menyesali terhadap apa yang dia lakukan.
Begitu juga ketika memikirkan banyaknya uang yang dia habiskan untuk melakukan operasi tersebut.
Pasalnya, uang tersebut dapat digunakan untuk membantu orang lain ketimbang menjalani operasi keperawanan.
(*)