Kejadian bayi lahir dengan gigi atau natal teeth memang jarang terjadi, bahkan hanya satu berbanding 2.000 kelahiran.
Seperti yang dilansir dari Standford Children’s Health via Kompas.com, gigi natal ini tidak sepenuhnya berkembang dan mungkin punya akar yang lemah.
Adapun penyebab gigi natal sebenarnya belum diketahui, namun beberapa kondisi medis yang perlu diperhatikan di antaranya adalah:
- Sotos, kelainan genetika yang menyebabkan pertumbuhan fisik anak lebih cepat dari usianya
- Hallerman-Streiff, kelainan bawaan yang mempengaruhi pertumbuhan gigi, rambut, dan tengkorak
- Pierre Robin, kelainan pada bayi baru lahir dengan kondisi rahan bawah lebih kecil daripada bentuk normal
- Ellis-van Creveld, kelainan yang ditandai dengan tulang rusuk pendek, kaki pendek, displastik rambut dan kuku, serta cacat jantung kongenital
Selain itu, ada faktor risiko yang mempengaruhi gigi natal seperti yang dikutip dari Nakita.id dan Kompas.com, yaitu:
- Keturunan keluarga, yang artinya bayi punya risiko lebih tinggi memiliki gigi natal apabila ada keluarga yang pernah mengalami kondisi serupa
- Jenis kelamin, di mana kondisi gigi natal ini lebih sering dialami bayi perempuan daripada bayi laki-laki
- Malnutrisi atau kekurangan nutrisi selama kehamilan yang dapat menjadi faktor risiko lain
- Cacat rahang, di mana bayi dengan kondisi cacat rahang seperti bibir sumbing lebih berisiko tinggi memiliki gigi natal
- Infeksi bawaan saat hamil, di mana gigi natal ini terjadi sebagai efek samping infeksi tersebut
Nah, seperti yang Tipang sebutkan, natal teeth harus dicabut karena dapat membahayakan proses bernapas dan menelan.
Oleh karena itu, jangan senang dulu jika bayi yang baru lahir sudah mempunyai gigi, ya! (*)