"Anak laki-laki idiot itu semuanya bohong. Selama dua tahun saya selalu bersama Chantelle, saya adalah teman laki-laki Chantelle satu-satunya, jadi bisa saya pastikan bahwa saya adalah ayah dari anaknya Chantelle,"
"Karena orang-orang itu menyebarkan desas-desus, lebih baik tes DNA saja," tutur Alfie.
Ibu Alfie juga merasa perlu untuk melakukan tes DNA.
Dan hasil tes DNA menyatakan bahwa bayi itu memang bukan anaknya Alfie!
Ayah kandungnya memang salah satu dari anak laki-laki yang pernah datang mengakui bayi itu sebagai anaknya yakni Tyler Barker yang berusia 15 tahun.
Pada saat itu, Alfie merasa terpukul, ia bersembunyi di kamarnya sambil menangis, dan selama beberapa hari hampir tidak pernah keluar dari kamarnya.
Namun, setelah mengetahui Alfie bukan ayah biologisnya, sekeluarga Chantelle berikut anaknya sudah pindah ke daerah lain.
"Saat itu, saya tidak bisa melakukan apa pun, juga tidak sekolah, saya merasa dunia saya runtuh," ujar Alfie.
Sementara ayah biologis dari anak Chantelle itu juga terkejut bukan main sejak mengetahui hasil tes DNA ketika itu.
"Ini adalah kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan seumur hidup saya, dan saya benar-benar berharap tidak pernah bertemu dengan Chantelle,"
"Saya hanya sekali berhubungan dengan Chantelle, saat itu seusai pertandingan sepak bola, saya dalam keadaan mabuk, dan terjadi 'cinta semalam' dengannya,"
"Saya tidak melakukan langkah-langkah keamanan ketika itu, tapi Chantelle bilang dia akan minum pil anti hamil keesokan harinya, dan saya pikir dia akan mengatasinya dengan baik, jadi, sayapun tidak menanyakan lagi hal itu,"
"Sekarang, teman-teman selalu menjadikan masalah itu sebagai candaannya menyindir saya, tapi bagi saya, itu tidak lucu sedikitpun,"
"Awalnya saya mulai panik terhadap masalah yang membuat saya sudah menjadi ayah di usia semuda ini," ungkap Tyler Baker.