Grid.ID - Seorang bocah ABG asal Inggris sempat menghebohkan dunia usai jadi ayah termuda di usia 13 tahun.
Cerita dimulai dari seorang bocah bernama Alfie berusia 13 tahun yang tinggal di Lower Dicker, Inggris.
Saat itu, Alfie kerap bermain bersama teman perempuannya yang bernama Chantelle dengan usia 2 tahun lebih tua di atasnya.
Ketika keduanya berkenalan, Alfie saat itu berusia 12 tahun sedangkan Chantelle 14 tahun.
Mereka selalu bermain bersama bahkan Alfie kadang menginap di rumah Chantelle dan begitu juga sebaliknya.
Orangtua mereka juga tidak berpikiran macam-macam mengenai mereka karena umur yang masih anak-anak.
"Jadi, saya pun tidak terlalu memperhatikan apa yang mereka lakukan di dalam kamar," kata ibu Alfie.
Ibu Alfie juga menambahkan ia berpikir yang dilakukan keduanya di dalam kamar adalah main game atau mengerjakan tugas sekolah, bukan hal yang tak dapat mereka bayangkan.
Empat bulan kemudian, ketika Alfie mau menemui Chantelle teman mainnya itu seperti biasa, tiba-tiba Chantelle berkata, "Aku hamil, dan itu adalah anak-mu,"
Alfie yang saat itu masih berusia 12 tahun tentu saja kaget dan Chantelle menyuruhnya untuk merahasiakannya.
Mekipun tidak ada persiapan sedikitpun menjadi seorang ayah, tapi Alfie berusaha memikul tanggung jawabnya sebagai ayah.
Alfie menemani Chantelle ke dokter, menemaninya ke rumah sakit, dan ia tidak menceritakan hal itu kepada siapapun.
Satu bulan menjelang persalinan Chantelle, ibunya Alfie baru tahu kabar itu.
Kemudian, Chantelle melahirkan seorang anak perempuan, dan Alfie yang baru berusia 13 tahun saat itu pun menjadi seorang ayah termuda di Inggris.
Alfie tidak tahu seperti apa menjadi seorang ayah di usia yang sangat belia, ia hanya tahu mulai menyukainya saat pertama kali melihat anaknya bahkan ia suka menggendong anaknya itu.
Alfie berusaha berperan sebagai seorang sosok ayah yang baik dan bertanggung jawab, ia memberi susu dan mengganti popok buah hatinya dan sebagainya, sejak berpredikat sebagai ayah, Alfie bahkan tidak begitu aktif lagi main game komputer.
Singkatnya, meskipun Alfie sendiri masih anak-anak, tapi ia sangat menyukai putrinya itu, dan ia juga akan berusaha semaksimal mungkin merawat anaknya.
Bahkan dalam salah satu wawancara, Alfie menuturkan ia akan berusaha menghidupi anaknya dengan bekerja keras nanti.
Namun, setelah berita itu disiarkan, ada tujuh anak laki-laki lain mengatakan bahwa mereka juga pernah berhubungan dengan Chantelle.
Dua anak laki-laki diantaranya itu bersikeras mengatakan bahwa mereka adalah ayah biologis dari anak itu.
Dan kebetulan, salah satu anak laki-laki itu sangat mirip dengan anak yang dilahirkan Chantelle.
Baca Juga: Penyebaran dan Konsumsi Sabu di Indonesia Makin Marak, BNN Jalin Kerja Sama dengan Kemenkominfo
"Anak laki-laki idiot itu semuanya bohong. Selama dua tahun saya selalu bersama Chantelle, saya adalah teman laki-laki Chantelle satu-satunya, jadi bisa saya pastikan bahwa saya adalah ayah dari anaknya Chantelle,"
"Karena orang-orang itu menyebarkan desas-desus, lebih baik tes DNA saja," tutur Alfie.
Ibu Alfie juga merasa perlu untuk melakukan tes DNA.
Dan hasil tes DNA menyatakan bahwa bayi itu memang bukan anaknya Alfie!
Ayah kandungnya memang salah satu dari anak laki-laki yang pernah datang mengakui bayi itu sebagai anaknya yakni Tyler Barker yang berusia 15 tahun.
Pada saat itu, Alfie merasa terpukul, ia bersembunyi di kamarnya sambil menangis, dan selama beberapa hari hampir tidak pernah keluar dari kamarnya.
Namun, setelah mengetahui Alfie bukan ayah biologisnya, sekeluarga Chantelle berikut anaknya sudah pindah ke daerah lain.
"Saat itu, saya tidak bisa melakukan apa pun, juga tidak sekolah, saya merasa dunia saya runtuh," ujar Alfie.
Sementara ayah biologis dari anak Chantelle itu juga terkejut bukan main sejak mengetahui hasil tes DNA ketika itu.
"Ini adalah kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan seumur hidup saya, dan saya benar-benar berharap tidak pernah bertemu dengan Chantelle,"
"Saya hanya sekali berhubungan dengan Chantelle, saat itu seusai pertandingan sepak bola, saya dalam keadaan mabuk, dan terjadi 'cinta semalam' dengannya,"
"Saya tidak melakukan langkah-langkah keamanan ketika itu, tapi Chantelle bilang dia akan minum pil anti hamil keesokan harinya, dan saya pikir dia akan mengatasinya dengan baik, jadi, sayapun tidak menanyakan lagi hal itu,"
"Sekarang, teman-teman selalu menjadikan masalah itu sebagai candaannya menyindir saya, tapi bagi saya, itu tidak lucu sedikitpun,"
"Awalnya saya mulai panik terhadap masalah yang membuat saya sudah menjadi ayah di usia semuda ini," ungkap Tyler Baker.
Namun, kisah nyata itu belum berakhir sampai disini, karena belakangan kembali tersiar kabar di media yakni 'Alfie, sang ayahmuda berusia 13 tahun itu sepenuhnya terjebak dalam perangkap! Ia menjadi korban aksi penipuan!'
Kabar itu berasal dari seorang teman orang tuanya Chantelle, ia menceritakan bahwa semua itu sebenarnya telah direncanakan sebelumnya, orang tuanya Chantelle juga tahu.
Jika ayah dari anak Chantelle itu adalah Alfie, pasti akan menjadi berita sensasional yang menggemparkan seantero Inggris.
Karena Alfie masih seorang bocah ingusan, dan saat itu mereka bisa mengeruk keuntungan materi dari cerita tersebut.
Jadi, mereka menyuruh putrinya (Chantelle) merekayasa bahwa ayah dari anak yang dikandungnya itu adalah Alfie.
Sementara terkait Chantelle yang pernah berhubungan intim dengan beberapa laki-laki lain, mereka (orang tua Chnatelle) menyuruh putrinya merahasiakannya.
Karena beberapa anak laki-laki lain usianya relatif lebih besar.
Tidak akan menimbulkan sensasi yang menghebohkan.
Dari kisah putrinya yang dijual kepada media ini, orang tua Chantelle mendapat durian runtuh (rezeki).
Anak laki-laki berusia 13 tahun ini telah merasakan sepotong perjalanan hidup yang begitu drastis dan luar biasa dalam waktu singkat.
Sekarang, ia telah tumbuh dewasa, ia hanya ingin menyampaikan kisahnya kepada anak-anak seusianya dulu agar tidak mengulangi kesalahannya.
Dalam sebuah wawancaranya pada saat berusia 18 tahun, Alfie sempat mengutarakan isi hatinya usai rentetan kejadian dalam hidupnya.
"Usia sebelia itu telah terjadi hubungan terlarang yang tidak semestinya, dan itu benar-benar telah menghancurkan hidup saya.
Masih asyik bermain game pada detik pertama, lalu pada detik berikutnya tiba-tiba sudah menjadi seorang ayah.
Ini adalah kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan dalam seumur hidup saya, bahkan sebelum mendapatkan ijazah SMP saya sudah meninggalkan sekolah, dan selama itu saya juga tidak punya pekerjaan.
Tidak peduli dimanapun, selalu ada yang mengenal saya, meskipun akhirnya terbukti bayi itu bukan anakku, tapi, label sebagai ayah termuda ini tidak bisa lagi saya singkirkan.
Ketika memiliki anak saat itu, mungkin merasa sangat bahagia, tapi ketika Anda berusia 18 tahun, maka suasana hati itu benar-benar jauh berbeda," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di laman Intisari.id dengan judul
(*)