Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Fariz RM menjadi salah satu musisi pop yang membuka diri untuk bekerjasama dengan pemusik lain.
Sejak pertama kemunculannya di industri musik pada tahun 1977, sebut saja nama-nama seperti Dian Pramana Poetra, Neno Warisman, dan Nourma Yunita pernah terlibat kolaborasi dengannya.
Fariz RM juga terlibat di supergrup Transs dengan karya tunggalnya Hotel San Vicente (1981), mengisi sebuah instrumen di album awal Chrisye, penata musik di proyek solo Achmad Albar, hingga mengambil bagian di proses penggarapan Badai Pasti Berlalu (1977).
Begitu banyaknya karya kolaborasi dengan musisi lain, pelantun lagu 'Hasrat dan Cita' itu ternyata memiliki formula tersendiri yang selalu ia pegang.
"Karena rumusnya, gimana rekan kita bermain enak, semua teman kita sepakat menjaga itu," kata Fariz RM saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2021).
"Jadi apa yang kita contribute ketika bekerja tuh memang benar-benar gak berlebihan, nggak merusak, nggak mementingkan (ego), 'ah gua musti begini' enggak," ungkapnya menambahkan.
Masih aktif bermusik di usia 62 tahun, pria bernama lengkap Fariz Rustam Munaf itu bahkan tidak menutup diri bekerjasama dengan musisi yang lintas generasi.
Baca Juga: Berduet dengan Fariz RM, Serasa Mimpi Jadi Nyata D'Masiv
Glenn Fredly, Maliq & D'Essential, Reza Artamevia, dan terbaru D'Masiv, menjadi segelintir musisi yang berkesempatan bisa berkolaborasi dengan Fariz RM.
Bagi penyanyi kelahiran Jakarta itu, berduet atau bekerjasama dengan musisi yang memiliki perbedaan zaman dengannya adalah suatu tanggung jawab kreatif.
"Berkolaborasi lintas generasi dalam bermusik adalah wujud tanggung jawab profesi mendukung identitas kreasi," ungkap Fariz RM.
"Bukan saja untuk memperluas target marketing dari dua penggemar sejati, lebih dari itu, dapat menuai pelajaran dan ilmu musikalitas yang bermanfaat bagi pemusiknya," imbuhnya menyimpulkan.
(*)