Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Nasib mahasiswi asal Tiongkok ini amatlah tragis.
Di saat temannya yang lain sibuk mencari gelar sarjana, cita-citanya terhenti saat ia ditemukan meregang nyawa.
Dilansir Grid.ID dari Eva.vn pada Sabtu (13/11/2021), mahasiswi itu bernama Peipei (nama samaran).
Ia masih duduk di semester pertama Sekolah Tinggi Teknik dan Kejuruan di Hunan, Tiongkok.
Peipei sendiri merupakan satu-satunya anak perempuan di keluarganya.
Tepat saat tanggal 5 Mei 2015, Peipei diajak oleh teman-teman lelakinya untuk makan dan minum-minum.
Pertamanya Peipei menolak, tapi lantaran dibujuk dengan alasan ada perempuan lain, ia pun setuju.
Pergilah ia minum-minum dengan teman-temannya tepat pukul 9 malam.
Dalam rekaman CCTV, terlihat Peipei yang pergi dengan empat temannya, tiga lelaki dan satu perempuan.
Sesampainya di restoran, kelima orang ini makan-makan dan minum anggur.
Tapi anggur yang mereka minum bukanlah anggur yang dijual di restoran tersebut, melainkan anggur yang dibawa sendiri.
Fangfang, wanita lain dalam kumpulan ini tak ikut minum.
Menurut kesaksian pelayan restoran, Fangfang bahkan pergi sebelum makanan disajikan.
Tak lama setelahnya, Peipei pun jatuh tak sadarkan diri dan dibawa ketiga teman lelakinya ke hotel dekat kampus.
Saat sampai di kamar hotel, kedua teman lelakinya pergi dan menyisakan seorang lelaki bermarga Wang.
Wang menyebut bahwa Peipei sudah sangat mabuk dan tak bisa mengendalikan diri.
Ia menyebut hendak melakukan hubungan seksual dengan Peipei, tapi lantaran tahu sang gadis tengah menstruasi, ia pun sempat berhenti dan keluar membeli rokok.
Tapi, keinginannya tersebut masih ada.
Saat kembali ke kamar, ia pun melakukan hubungan seksual dengan Peipei saat gadis itu tak sadarkan diri.
Tepat pukul 6 pagi, Wang menyadari ada yang tak beres dengan Peipei, dengan panik ia menghubungi polisi.
Staf hotel kemudian memeriksa Peipei dan menemukan gadis itu sudah tak bernyawa dan berlumuran darah.
Merasa ada yang janggal dengan kematian Peipei, polisi Hunan pun menangkap Wang pada 7 Mei 2015.
Wang membantah tuduhan dan mengaku tak memperkosa Peipei.
Ia menyebut bahwa ia dan Peipei adalah sepasang kekasih dan pernah berhubungan seksual sebelumnya.
Wang sendiri merupakan mahasiswa tingkat dua dan anak dari pejabat di distrik Dasu yang jelas memiliki uang dan kekuasaan.
Tapi pihak polisi, keluarga, dan sahabat Peipei tak mempercayai pengakuan Wang.
Polisi mempertanyakan mengapa ketiga lelaki ini tak mabuk dan hanya Peipei seorang.
Begitu juga soal anggur, mereka mempertanyakan mengapa membawa anggur sendiri dan tak membeli dari restoran tempat mereka makan.
Kamera CCTV menunjukkan bahwa ketiga lelaki ini dan Peipei check in ke hotel pada pukul 11 malam.
Ketiganya terlihat terjaga dan sadar kecuali Peipei yang mabuk berat dan tak sadarkan diri.
Keluarga juga meragukan Peipei yang mendadak mabuk padahal dikenal memiliki toleransi alkohol yang tinggi.
Sahabat Peipei juga menyebut bahwa kawannya ini lebih mementingkan sekolah dan belum berpikiran untuk pacaran.
Peipei juga tak pernah bercerita jika sedang dekat dengan lelaki.
Pada 28 Agustus, jenazah Peipei dikremasi dan abunya tak dibawa pulang lantaran takut bila sang nenek syok dengan kepergian cucunya.
Wang yang dijadikan tersangka dalam kasus ini tidak jadi dituntut oleh Kejaksaan Hunan lantaran bukti yang dinilai kurang.
Hasil autopsi juga meyebut bahwa Peipei meninggal lantaran keracunan etanol akut yang menyebabkan kematian.
(*)