Disampaikan Edwin Nugraha Putra, EVP Electricity System Planning PT PLN (Persero), PLN melakukan dua pendekatan konseptual terkait penggunaan energi dalam pembangkitan listrik.
Kedua konsep ini, disampaikan Edwin, sangat tergantung dengan perkembangan teknologi.
Pendekatan pertama adalah terhadap pembangkit-pembangkit listrik bertenaga fosil yang telah dibangun oleh PLN.
Kemudian pendekatan kedua, Edwin mengatakan PLN tidak mungkin menafikan kehadiran sumbersumber energi baru dan terbarukan sebagai energi pembangkit listrik.
Terkait hal ini, PLN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)-nya telah memasukkan energi baru dan terbarukan ke dalam RUPTLtersebut.
Baca Juga: Rachel Vennya Terancam Hukuman Pidana atas Kasus Kabur Karantina, Ibunda Berikan Pesan Menyentuh Ini
“RUPTL yang kita hasilkan sekarang, kita berani sebut sebagai RUPTL yang paling hijau karena 51,2 persennya itu merupakan pembangkit-pembangkit renewable energy. Dulu itu biasanya yang masuk adalah pembangkit-pembangkit (dengan sumber energi) fosil. Nah, ini sebagai jembatan utama."
"Untuk jangka panjang, pada 2060, PLN juga akan menerbitkan apa yang disebut Carbon Neutrality 2060, bagaimana pembangkit-pembangkit energi fosil ini secara bertahap akan kita reduce emisinya sesuai dengan perkembangan teknologi. Kemudian hingga 2060 nanti, beban-beban yang naik akan kita layani dengan renewable energy,” papar Edwin.