Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali pada masa kecil, mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinan kelak setelah menjadi
Wali Kota Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga.
Kehidupan Jokowi mulai berubah sejak ia beranjak remaja dan bisa berbisnis.
Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun.
Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta.
Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.
Lulus SMA, Jokowi diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
Saat menempuh pendidikan di UGM itulah, Jokowi memanfaatkan untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya.
Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Artikel ini telah tayang di laman TribunManado dengan judul: Kisah Presiden Jokowi, Pernah Disuruh Ibu Makan Arang, Jajan Tak Pernah Bayar, Ngojek Payung (*)