Grid.ID- Brand sepatu ternama, Adidas mendapatkan sorotan tajam dari netizen Indonesia.
Pasalnya, Adidas menyebut wayang kulit sebagai warisan budaya Malaysia.
Mengetahui wayang kulit disebut sebagai warisan budaya Malaysia, netizen Tanah Air pun murka.
Selang tak lama usai menuai kontroversi, Adidas akhirnya buka suara melalui akun Instagram resminya.
Dimuat dalam Instagram Story, Adidas merilis permintaan maaf.
"Terima kasih sudah menghubungi kami. Sementara wayang kulit adalah bagian penting dalam warisan budaya Malaysia, kami seharusnya menyoroti bahwa wayang kulit asli dari Indonesia dalam unggahan kami."
"Kami sungguh minta maaf karena ketidaksengajaan yang sudah terjadi dan sekarang kami mengubah unggahan kami," pernyataan Adidas di akun @adidassg, sebagaimana dikutip Grid.ID, Selasa (16/11/2021).
Untuk menghindari kesalahpahaman lebih jauh, brand sepatu olahraga tersebut menegaskan bahwa pihaknya maupun pembuat sepatu tidak bermaksud mengklaim karya seni dari Indonesia.
"Ketika bekerja dengan artist untuk mengembangkan desain soal budaya yang menggambarkan Malaysia dan Asia Tenggara, kami benar-benar terinspirasi dari kekayaan budaya di negara-negara di Asia Tenggara."
"Kami berterima kasih sekali lagi atas support kepada brand dan creators yang berkolaborasi untuk merayakan budaya unik sebagai identitas budaya," lanjutnya.
Bersamaan dengan permintaan maaf ini, Adidas juga memperbaiki unggahan di Instagramnya dengan menambahkan Indonesia sebagai negara asal warisan budaya wayang kulit.
"Berasal dari Indonesia. Wayang Kulit telah menginspirasi sebagian dari Asia Tenggara," tulis @adidassg dalam bahasa Inggris.
Sebagaimana diketahui, UNESCO memang telah mengakui pertunjukan wayang kulit sebagai warisan budaya tak benda dari Pulau Jawa, Indonesia pada 2003.
Sementara itu, kontroversi ini sendiri muncul setelah Adidas merilis produk koleksi terbarunya.
Produk tersebut bertema wayang kulit dan menyebutnya sebagai berasal dari Malaysia.
Penampakan produk baru Adidas ini diunggah melalui akun Instagram resmi Adidas Singapura pada Rabu (10/11/2021), sehari sebelum dirilis.
(*)