Hilangnya trauma akibat pelecehan seksual juga bergantung pada apakah korban sudah mengikhlaskan kejadian tersebut atau memaafkan pelaku.
Menyembuhkan luka batin dan trauma akibat pelecehan seksual itu tak berbatas waktu dan bisa saja terjadi sepanjang usia.
"Munculnya luka itu, konsepnya kita tidak akan pernah bisa pastikan, kalau kita jatuh, langsung terlihat lukanya," tutur Dicky.
"Tapi trauma kita terhadap jatuh? Itu munculnya mungkin tidak sekarang, munculnya bisa pekan depan, bulan depan atau tahun depan tergantung seberapa traumatik peristiwa itu,” sambungnya.
Dicky pun menambahkan bahwa trauma akan pelecehan seksual merrenggut rasa percaya diri, rasa aman, hingga rasa percaya korban terhadap orang lain.
Orang tua haruslah terus memberikan pendampingan dna jangan sampai menyalahkan anak atas peristiwa itu.
"Yang dapat pendampingan saja itu tidak mudah untuk bisa pulih, apalagi kalau kita temukan dia yang tidak memiliki kemungkinan (untuk didampingi),” ujar Dicky.
(*)