Find Us On Social Media :

Tak Hanya Meracun Dua Pria Penjual Sayuran, Dukun Pengganda Uang di Magelang Setahun Lalu Ternyata Juga Pernah Menghabisi Nyawa Orang dengan Cara yang Sama, Begini Kronologinya

By Bella Ayu Kurnia Putri, Senin, 22 November 2021 | 08:46 WIB

Gelar perkara kasus dugaan pembunuhan dengan rencana oleh IS, dukun pengganda uang, di Mapolres Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (19/11/2021)

Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri

Grid.ID - Korban dari sosok yang dikenal sebagai dukun yang disebut bisa menggandakan uang di Magelang bertambah menjadi satu orang lagi.

Sebagaimana diketahui, melansir dari Tribunnews.com, sang pelaku, IS (57) telah ditetapkan menjadi tersangka atas pembunuhan dua orang penjual sayur yakni Lasma (31) dan Wasdiyanto (38).

Lasma dan Wasdiyanto ditemukan meninggal dunia dalam sebuah mobil yang berada di pinggir jalan Dusun Sukoyoso Desa Sukomakmur Kecamatan Kajoran, Rabu (10/11/2021).

Korban tewas lantaran meminum air putih yang sudah dicampur dengan potas dan mengandung sianida.

Racun itu sebelumnya diberikan oleh IS sebagai syarat penggadaan uang.

Lalu mengutip dari Kompas.com, Kepolisian Resor (Polres) Magelang dalam hasil pengembangan mengungkap bahwa IS telah membunuh satu orang lagi pada (4/12/2020).

Kepala Kesatuan Reserse dan Kriminal Polres Magelang AKP M. Alfan membeberkan korban tersebut adalah Suroto (63) yang merupakan warga Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Ibu-ibu Satu Indonesia Wajib Tahu, Tertusuk Ekor Udang Saat Sedang Mencucinya, Pria Ini Alami Hal Mengerikan pada Jarinya, Sampai Diamputasi Gegara Hal ini?

"Berdasarkan keterangan beberapa saksi dan tersangka, diketahui tersangka juga melakukan hal yang sama kepada korban Suroto, sehingga korban menjadi tiga orang," ungkap Alfan, dalam keterangan pers diterima Minggu, (21/11/2021) dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

Lain dengan kasus dua pria di Magelang yang hendak menggandakan uang, masalah yang terjadi antara IS dan Suroto adalah karena utang.

Kronologi kejadiannya bermula dari Suroto meminta bantuan karena pisang di kebunnya sering dicuri.

Korban kemudian diantar cucunya ke rumah tersangka.

Alfan mengungkapkan di rumah IS, Suroto meminta amalan-amalan tertentu agar kebunnya aman dari tindak pencurian.

Ketika itu IS lalu bercerita kepada Suroto bahwa dirinya mempunyai utang di bank sebesar Rp 25 juta.

Namun IS mengaku baru memiliki Rp 15 juta untuk membayar utang itu.

Baca Juga: Tragisnya bak Romeo dan Juliet Versi Nyata, Sepasang Kekasih Ini Nekat Minum Racun hingga Nyawa Melayang Gegara Cinta Tak Direstui Orang Tua

"Tersangka lalu meminjam uang korban Rp 10 juta, kalau korban bersedia maka nanti ketika utang tersangka sudah lunas, tersangka akan meminjamkan berapa pun kepada korban," terang Alfan.

Kemudian pada (2/12/2021) Suroto mengantar uang sebesar Rp 10 juta ke rumah tersangka sendirian.

Hal itu dikarenakan tersangka meminta Suroto untuk datang sendiri.

Lalu pada (3/12/2020) korban kembali ke rumah IS untuk syarat-syarat agar kebun pisang tidak ada pencurian lagi.

Selanjutnya pada (4/12/2021), Suroto bersama sang cucu pergi ke kebun pisang untuk memasang syarat-syarat yang sudah diberikan oleh IS.

Tetapi sesuai dengan perintah IS, proses tersebut harus dilakukan Suroto sendirian.

Hingga akhirnya cucu Suroto hanya bisa menunggu dari kejauhan.

Baca Juga: Seorang Ibu Muda di Klaten Tewas Seketika Setelah Minum Air dari Kulkas, Tetangga Sebelah Rumah Langsung Diringkus Polisi, Begini Kronologinya!

"Sekitar Pkl 23.00 WIB, korban tidak kunjung keluar dari kebun. Cucunya lalu masuk kebun dan mendapati korban sudah tergeletak tidak bernyawa. Menurut informasi keluarga, di dekat jenazah korban ada plastik bening berisi cairan," tuturnya.

Keluarga tidak curiga dan mengira bahwa Suroto meninggal dunia karena terkena 'angin duduk'.

"Keluarga tidak melaporkan kematian korban ke polisi," pungkas Alfan.

 

 

(*)