Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Wynona Fenech tidak pernah berpikir bahwa suatu hari dia akan berbicara di depan umum tentang masalahnya di televisi.
Selama empat tahun terakhir, perempuan berusia 28 tahun dan suaminya Stefan Fenech, berjuang untuk bisa berciuman hingga berhubungan seks.
Dilansir Grid.ID dari Eva.vn pada Senin (21/11/2021), semua ini karena penyakit yang diderita oleh Wynona sejak remaja.
Perempuan asal Melbourne, Australia, ini mengatakan sejak remaja sering merasakan sakit di perut bagian kanannya.
Pada usia 17 tahun, Wynona pergi ke dokter dan memeriksakan diri, saat itulah ia tahu bahwa dirinya menderita endometriosis.
Awalnya sakit ini masih bisa ditahan hingga akhirnya ia menikah dengan Stefan Fenech.
Saat Wynona hamil putrinya pada 2017, semua kesakitan ini semakin menjadi-jadi.
Saat mulai berhubungan seks, Wynona merasakan dinding vaginanya terbakar dan panggulnya kram.
Hal inilah membuat Wynona dan suaminya hidup bersama seolah-olah mereka lajang selama lebih dari 4 tahun karena mereka tidak dapat melakukan hubungan intim bahkan berciuman.
"Kami tidak bisa berhubungan seks karena rasa sakit, tapi kami tidak bisa berciuman, aku bahkan tidak bisa memegang tangan suamiku," kata Wynona.
"Aku tidak bisa melakukan apa-apa karena gerakan sekecil apa pun membuatku merasa sakit, vulvaku terasa seperti terbakar," lanjutnya.
Bahkan sentuhan ringan pun akan menyebabkan rasa sakit yang parah dan membuat Wynona diare.
Setelah melahirkan sang putri pada Juni 2017, keadaan menjadi lebih buruk.
Vagina Wynona menjadi sangat tertutup hingga tidak bisa dimasuki untuk pemeriksaan ginekologi karena kerap kesakita.
Wynona pun didiagnosis dengan vaginismus, kontraksi saluran vagina yang kemudian mencegah penetrasi.
Gejala endometriosis Wynona kembali, dokter menyarankan operasi plastik untuk membuat lubang vagina lebih lebar.
"Operasi plastik tidak membantu, karena tidak mengatasi fakta bahwa ada trauma mental dan psikologis yang saya derita setelah melalui begitu banyak rasa sakit," kata Wynona.
Meski begitu, Wynona masih merasa sangat beruntung karena suaminya telah mendukungnya saat menghadapi kesulitan dan rasa sakit.
(*)