Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kecelakaan maut yang merenggut nyawa Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah cukup mengejutkan banyak orang.
Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah menghembuskan napas terakhir di lokasi kejadian, tepatnya di Tol Kertosono-Jombang, Jawa Timur pada Kamis, 4 November 2021.
Putra tunggal Vanessa dan Bibi pun mengalami trauma berat.
Meskipun belum belum genap berusia dua tahun, tapi Gala mengalami trauma hingga tidak mau bermain dengan orang lain.
Mengutip Kompas.com, hal itu diungkapkan langsung oleh Fuji, adik Bibi Andriansyah.
"(Pertama-tama) Wah trauma banget sama orang. Enggak mau dipegang. Maunya cuma sama aku," ungkap Fuji.
Selama 10 hari, Gala mengalami trauma hingga tidak mau main bersama orang lain.
"Nginjak tanah pun dia enggak mau," ujar Fadly, yang juga adik Bibi Andriansyah.
"Maunya digendong doang," timpal Fuji.
Bahkan, bayi bernama lengkap Gala Sky Ardiansyah itu sempat lupa cara berjalan.
Padahal sebelum kecelakaan terjadi, ia sudah bisa belajar jalan.
"Pas awal-awal aku taruh tanah, akhirnya mau tuh, dia sampai lupa cara jalan. Jadi tertatih-tatih, harus aku pegangin bajunya biar dia enggak jatuh," tutur Fuji.
Sekarang, kondisi Gala kian membaik berkat perawatan dan perhatian keluarga yang maksimal.
Trauma memang dapat berdampak serius pada bayi dan balita.
Baca Juga: 5 Penyebab Depresi pada Remaja yang Harus Orangtua Waspadai! Nomor 3 Sering Terabaikan
Banyak orang salah sangka bahwa bayi tidak memperhatikan atau mengingat peristiwa traumatis.
Faktanya, apa pun yang memengaruhi anak-anak dan orang dewasa dalam sebuah keluarga juga dapat memengaruhi bayi.
Dilansir Grid.ID dari Bettel Health, peristiwa traumatis dan mengancam jiwa dapat mencakup insiden seperti kecelakaan mobil, kebakaran hutan, penyakit mendadak, kematian traumatis dalam keluarga, kejahatan, pelecehan, sampai kekerasan di masyarakat.
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk membantu bayi dan balita mengatasi trauma:
1. Cari, terima, dan tingkatkan dukungan apa pun yang dibutuhkan untuk membantu mengelola kejutan dan respons emosional bayi.
2. Dapatkan informasi dan saran tentang perkembangan bayi atau balita dari ahli.
3. Belajarlah untuk mengenali dan mengelola tanda-tanda stres anak dan memahami isyarat apa yang terjadi pada mereka.
4. Kurangi intensitas dan lamanya reaksi stres awal dengan membantu anak menetap, merasa aman, serta diperhatikan secepat mungkin.
5. Pertahankan rutinitas anak saat digendong, tidur, dan diberi makan.
6. Tawarkan suasana tenang dan aktivitas yang menenangkan.
7. Hindari pemisahan yang tidak perlu dari pengasuh penting.
8. Hindari memaparkan anak pada pengingat trauma, jika memungkinkan.
9. Anak mungkin mengalami perilaku lebih 'melekat' dan bergantung. Jangan panik jika ini terjadi, karena ini adalah salah satu cara anak mengatasi apa yang telah mereka alami.
10. Tetap luangkan waktu untuk beristirahat.
(*)