Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Sering terlihat harmonis, Inul Daratista ternyata pernah bertengkar dengan sang suami, Adam Suseno.
Bahkan, pedangdut yang terkenal dengan goyang ngebornya ini sempat pisah ranjang dengan suaminya.
Usut punya usut, hal ini dikarenakan tagihan game online sang anak, Yusuf Ivander Damares yang mencapai Rp 65 juta.
Seperti anak-anak pada umumnya, Ivan yang kini berusia 11 tahun itu diketahui memang punya hobi main game online.
“Anakku tuh enggak tahu kalau dia tuh main game, aplikasinya apa gitu, bosan ganti, bosan ganti. Enggak ngerti pokoknya dia download-download apalah gitu,” ungkap Inul dikutip dari Youtube Trans TV via Grid.ID.
“Pernah itu tagihannya sampai Rp65 juta!” lanjutnya.
Meski pedangdut berusia 42 tahun itu marah besar, sang suami justru santai dan tidak ambil pusing perilaku putranya.
“Memang bapaknya anak itu emas bagi dia. Sampai marah-marah aja nggak berani,” katanya lagi.
Di era teknologi ini, kebanyakan anak-anak lebih menyukai game online dibandingkan game konvensional.
Sebenarnya, bermain game online punya manfaat tersendiri sebagai stimulus untuk tumbuh kembang anak.
Sayangnya, anak bisa kecanduan game online jika terlepas dari kontrol dan pengawasan orangtua ketika bermain.
Kecanduan game online pun dipercaya dapat mempengaruhi perubahan kesehatan fisik, psikologi, dan interaksi sosial anak.
Lantas, apa yang bisa dilakukan orangtua apabila anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kecanduan game online?
Melansir Kompas.com, hal utama yang perlu dilakukan orangtua adalah berkomunikasi dengan anak.
Mungkin, orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga akhirnya anak bermain game online untuk mengisi kekosongan.
Curahkan perhatian dan kasih sayang yang sebelumnya sempat tersendat dan posisikan diri sebagai sahabat anak.
Cari tahu sejak kapan anak mulai menyukai game online dan apa yang membuat anak sulit lepas dari gadgetnya.
Jika orangtua sudah menemui akar permasalahannya, maka mengatasi anak yang kecanduan game online bukanlah hal yang mustahil.
Buatlah komitmen dengan anak yang saling menguntungkan dengan anak dan jangan sampai membatasi total anak untuk bermain.
Orangtua bisa membuat kesepakatan dengan anak kapan bisa bermain dan kapan harus berhenti bermain game online.
Selain itu, orangtua juga bisa mengalihkan pikiran anak dengan memberikannya kesibukan.
Contohnya adalah dengan mengajak anak untuk mengerjakan sesuatu seperti memasak atau membuat kue. (*)