Dirjen Wikan menyebut, Project Based Learning (PBL) yang riil menjadi salah satu model pembelajaran yang harus diterapkan di seluruh satuan pendidikan vokasi di Tanah Air.
“Pelaksanaan PBL belum terlalu kuat walaupun sudah ada. PBL bukan sekadar melakukan project lalu selesai, tetapi PBL yang riil ini adalah yang berdasarkan pada pesanan industri yang benar-benar dibutuhkan,” tutur Dirjen Wikan pada Webinar Road to DUDI Awarads 2021.
Selama ini, kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI sudah terjalin cukup baik, para pelaku dunia usaha dan dunia industri konsisten bekerja sama dengan pendidikan vokasi dalam proses pembelajaran, namun belum semuanya bersifat mutual benefit dan berkelanjutan.
Sementara pendidikan vokasi berharap lulusannya dapat segera terserap.
“Industri itu diajak menyusun kurikulum bersama, mengajar bersama, melaksanakan PBL yang riil, merancang magang bersama, menyusun sertifikasi kompetensi yang disepakati bersama. Baru jikasudah dilakukan, kita bisa menawarkan industri untuk menyerap lulusan. Jadi tidak bisa dipaksa, ketika merekrut pun mereka harus melakukan seleksi dahulu,” imbuhnya.
Sementara itu Direktur Perencanaan dan Pelayanan Pusat Studi Apindo, Soeprayitno mengutarakan pandangannya mengenai kemitraan DUDI dengan pendidik vokasi dari kacamata industri. Ia membagi link and match vokasi dengan DUDI menjadi tiga bagian.
“Pertama adalah business matching, yaitu misalnya kami memindahkan sebagian proses bisnis ke Politeknik. Ini tentu bagi kami keuntungannya lebih murah, bahkan bagi pendidikan vokasi bisa dijadikan sebagai teaching factory. Tetapi memang tidak semua satuan pendidikan vokasi siap melakukan ini,” terang Soeprayitno.
Lebih lanjut, Soeprayitno menjelaskan bahwa kemitraan kedua dapat juga melalui talent matching yang sasarannya adalah penyiapan SDM bagi DUDI.
Baru yang ketiga adalah social matching.
Pada kesempatan tersebut Soeprayitno juga membahas mengenai tantangan pendidikan vokasi terhadap perubahan yang cepat dan dinamis dari DUDI.
Dia mengungkapkan, SDM vokasi harus mampu mengejar dan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan industri.
Maka dari itu, dalam perekrutan seleksi menjadi tahapan yang penting, tidak semata-mata adanya kerja sama lulusan dari satuan pendidikan vokasi langsung terserap.
“Bagi kami industri, memiliki etos kerja itu sangat penting. Jadi jangan hanya kompeten tetapi juga harus berkualitas dan memenuhi syarat, qualified,” tegasnya.
DUDI Awards 2021
Keterikatan antara pendidikan vokasi dengan DUDI tentunya tidak terlepas dari hubungan yang terus dijaga dengan baik sehingga muncul rasa saling percaya (trust).
Sejalan dengan upaya meningkatkan partisipasi dan kontribusi DUDI terhadap pembangunan pendidikan vokasi, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri menginisiasi DUDI Awards, yakni sebuah bentuk apresiasi pendidikan vokasi kepada dunia usaha dan dunia industri yang telah bersama-sama mewujudkan link and match.