“Tak hanya bagi vaksinator, kondisi geografis ini juga menjadi tantangan bagi distribusi vaksin, khususnya sebagai upaya tetap menjaga kualitasnya” kata Mustari dalam keterangan resmi yang diterima Bolasport.com, Kamis (25/11/2021).
Terkait ini Mustari mengatakan, untuk distribusi ke daerah terpencil telah ditentukan dan dikalkulasi waktu dan jarak tempuhnya, sehingga vaksin rata-rata tiba tetap dalam kondisi baik.
“Stok vaksin juga terpenuhi,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, hingga dua hari lalu, capaian vaksinasi adalah sekitar 56 persen. Hal ini didukung antusiasme masyarakat pedalaman akan pentingnya vaksinasi. Pada awalnya mereka cenderung menghindar bahkan menolak tenaga vaksinator, karena belum mendapatkan informasi yang benar.
“Tapi setelah teredukasi dengan baik, justru partisipasi masyarakatnya lebih proaktif untuk divaksin,” jelas Mustari seraya menambahkan bahwa selain sosialisasi dari tenaga kesehatan (nakes), masyarakat juga sangat terbantu dengan informasi dari media utama seperti televisi.
Seperti halnya Sulbar, kondisi geografis juga menjadi tantangan tersendiri bagi Pacitan dalam melakukan vaksinasi.
“Pacitan 85 terdiri dari pegunungan dan perbukitan,” jelas Wakapolres Pacitan, Komisari Polisi (Kompol) Sunardi.
Dengan pertimbangan tersebut, serta kendala mobilitas masyarakat khususnya lansia dan kaum difabel, maka untuk mempermudah akses vaksinasi, pihaknya menggencarkan vaksinasi door to door atau mengumpulkan masyarakat di suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka.
“Masyarakat senang dengan kemudahan yang diberikan, karena selain vaksinasi, petugas juga membagikan bantuan sosial, serta peralatan seperti kursi roda yang sangat bermanfaat bagi kaum difabel,” tambah Sunardi.
Tidak hanya itu, Sunardi memaparkan, cuaca ekstrim juga cukup menjadi kendala. Dalam hal ini, Puskesmas di tingkat kecamatan masih terjangkau, namun untuk vaksinasi ke desa-desa, peran Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan bidan desa juga dimaksimalkan untuk mendatangi dan melayani penduduk.