Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Pernikahan sedarah merupakan hal yang lazim dilakukan pada keluarga kerajaan zaman dahulu.
Perkawinan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada darah 'biasa' atau keturunan yang tidak memiliki darah kerajaan, yang menodai garis darah aristokrat yang murni.
Namun, karena hal ini, banyak penyakit yang merajalela di keluarga kerajaan, serta menyebabkan beberapa perilaku keluarga kerajaan yang sangat aneh.
Sementara semua keluarga ini berharap perkawinan jarak dekat akan membuat keluarga kerajaan mereka lebih kuat, dalam banyak kasus, penyakit, kegilaan, dan kemandulan yang disebabkan oleh perkawinan sedarah, yang akhirnya membuat mereka terpisah.
Salah satu keluarga kerajaan yang mengalami cacat fisik ataupun mental, yaitu Raja George III.
Raja George III dari Inggris, yang pemerintahannya terkenal ditandai dengan kehilangan Revolusi Amerika, kemungkinan memiliki kelainan genetik yang lebih memengaruhi pikirannya daripada tubuhnya.
Dia diyakini menderita porfiria, penyakit yang membuat urine pasien berwarna ungu kebiruan dan menyebabkan serangan kegilaan (meskipun keracunan arsenik dan gangguan bipolar juga telah disebutkan sebagai penyebab yang mungkin).
George III secara rutin keluar dari tugas kerajaannya untuk melarikan diri ke pengasingan dan pemulihan pribadi di Istana Kew.
Dia cenderung mengoceh khayalan di kemudian hari dan mengalami perlakuan ekstrem, termasuk baju pengekang, lintah, dan mandi es untuk menenangkannya.
Pengujian medis modern menunjukkan porfiria umum terjadi di House of Hanover, tempat Raja George III berasal.
George III menghabiskan dekade terakhir pemerintahannya dengan bersembunyi dan akhirnya kehilangan penglihatan dan pendengarannya.
Namun di zaman sekarang, pernikahan sedarah merupakan hal yang dilarang dan tak lazim.
Kendati demikian, masih ada saja beberapa orang yang masih melakukan pernikahan sedarah.
Mereka adalah klan Colt yang berasal dari Autralia, ini adalah kisah mengerikan dari sebuah keluarga terkenal yang melakukan inses hingga 4 generasi.
Dikutip Grid.ID melalui GridPop.ID, Kamis (25/11/2021), Martha Colt adalah ibu dengan 4 anak hibrida berhubungan intim dengan saudara lelakinya.
Dikutip dari laman intisari online pada artikel September 2019 silam, dia adalah satu dari 6 anggota keluarga yang dipenjara karena inses dan menghasilkan 12 anak.
Sekitar 38 anggota keluarga Colt ditemukan oleh polisi yang tinggal di tenda dan gubuk di pertanian New South Wales Selatan pada 2012.
Dua belas anak-anak yang dihasilkan dari inses memiliki bentuk dan kelainan yang mengerikan.
Mereka kesulitan berbicara, tidak terawat, buta huruf, kurang gizi, dan tidur di sebelah ember tinja.
Anak-anak itu berusia 5 hingga 12 tahun, dengan kondisi hampir semuanya cacat wajah.
Seorang anak laki-laki memiliki gangguan berjalan, dengan psoriasis yang parah, dan masalah pendengaran serta pengelihatan.
Kemudian gadis berusia 9 tahun tidak bisa mendengar maupun menulis, terhambat bicara dan tidak bisa mandi.
Beberapa anak-anak itu juga memiliki kebiasaan aneh, yakni sering menyiksa alat kelamin binatang dan berhubungan intim dengan sepupu, paman, maupun bibi mereka.
Empat dari lima anak Martha Colt berusia 11 dan 20 tahun adalah hasil kawin dengan saudara kandung dan orang tuanya.
Penemuan keluarga ini terjadi pada Juni 2010, dan penyelidikan dilakukan hingga Juli 2012, ketika seorang anak mendengar tentang seorang gadis yang tidak terawat tinggal di hutan.
Tak disangka, anak itu mengandung anak dari ayah dari saudara lelakinya.
Selama tahun berikutnya, polisi terus melacak keluarga itu dan menempatkan beberapa anaknya di panti asuhan.
Polisi juga menemukan bahwa anak-anak dan dewasa terlibat dalam perkawinan sedarah yang mengakibatkan anak-anak cacat genetik.
Tinggal di gubuk kumuh dan tenda karavan, keluarga itu tidak memiliki akses air, dan menyebabkan anak-anaknya sebagian besar menderita infeksi jamur.
Keluarga Colt yang dijuluki sebagai 'klan inses Colt', dituduh melakukan inses dalam empat generasi, dimulai dari saudara lelaki dan perempuan bernama Tim dan June yang bermigrasi dari Selandia Baru 1970-an.
'Sekte' itu dilaporkan dipimpin oleh matriark Betty Colt yang diyakini sebagai putri mereka.
Saudara laki-laki Betty dan Martha, Derek Colt (29), menghadapi 2 tuduhan inses dengan seseorang yang berusia di bawah 16 tahun.
Sementara Raylene Colt (34) dan Betty yang berusia 50 tahun menghadapi tuduhan sumpah palsu, ketika anak-anak dipindahkan, orang dewasa tersebar di seluruh Australia.
Total keluarga itu memiliki hampir 40 keluarga mulai kakek-nenek, ibu, ayah, anak, bibi, paman, keponakan, dan saudara-saudari semuanya melakukan inses.
Banyak anak-anak terlahir dari hubungan inses ini menderita masalah medis.
(*)