Tak hanya itu, rambut kemaluan juga berfungsi untuk membantu mengontrol kelembaban di sekitar vagina dan menurunkan risiko infeksi jamur.
Sementara itu, Mackar menyebutkan bahwa mencukur bulu kemaluan dapat memicu infeksi dan membuat folikel rambut yang tertinggal terinfeksi.
"Ketika iritasi itu dikombinasikan dengan lingkungan yang hangat dan lembab di area kelamin, ini mendatangkan risiko berkembangnya bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit," jelas Mackar.
Menurut Mackar, mencukur bulu kemaluan merupakan keputusan yang merugikan karena membuat wanita lebih berisiko tinggi terkena penyakit kelamin.
Pasalnya, bulu kemaluan dapat membantu meminimalisir kontak kulit dengan seseorang yang mungkin menderita penyakit menular seksual.
Selain itu, mencukur bulu kemaluan juga dapat memicu kerusakan ringan seperti luka bakar, kemerahan, lecet, dan gatal.
Tentunya berbagai keluhan masalah kesehatan ini tidak sebanding dengan alasan mencukur bulu kemaluan untuk keindahan.