Grid.ID - Kehadiran ISIS dengan paham radikalnya dan berbau kekerasan memang membuat kelompok tersebut banjir kejaman dari seluruh dunia.
ISIS bahkan tak henti-hentinya menyebarkan paham radikal demi merekrut pejuang yang bakal jadi teroris ISIS.
Tak sedikit wanita yang ikut terjerumus pemahaman radikal hingga nekat menjadi teroris ISIS.
Namun latar belakang Aqsa Mahmood sebelum menjadi teroris ISIS rupanya merupakan anak dari pengusaha kaya raya yang tinggal di Inggris.
Siapa sangka, meski hidupnya bergelimang harta, ia justru memilih menjadi pejuang kelompok teroris.
Jika umumnya teroris wanita berperan sebagai pendukung 'pejuang' pria, ISIS tak memberlakukan hal serupa.
Justru anggota perempuan akan mengambil aksi besar.
Melansir Kompas.com, alih-alih bertugas sebagai support system, anggota perempuan juga menjadi martir dalam aksi-aksi teror, seperti tertulis dalam buku Tackling Terrorists' Exploitation of Youth karya Jessica Trisko Darden pada 2019.
"Wanita dan anak-anak perempuan merupakan mayoritas pelaku bom bunuh diri Boko Haram, dan kira-kira seperlima dari mereka adalah anak kecil," tulis buku tersebut.
Boko Haram adalah salah satu grup militan terbesar di Afrika yang bermarkas di Nigeria. Karena kedekatannya dengan ISIS, Boko Haram juga disebut Negara Islam Provinsi Afrika Barat.
Lebih lanjut, buku tersebut menjelaskan bahwa ISIS sengaja merekrut perempuan berusia 18 hingga 25 tahun untuk menjadi bagian dari sebuah unit yang dikenal dengan istilah 'Brigade Al-Khansaa'.
"Unit ini menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk menerapkan hukum syariah".