Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur Aziza Grid.ID – Belakangan ini, tanda pagar (tagar) #SaveNoviaWidyasari tengah digalakkan dan menjadi trending nomor 1 di Twitter. Bukan tanpa alasan, tak sedikit netizen yang mendukung dan menuntut keadilan untuk sosok wanita cantik Novia Widyasari. Kita tentu tak asing dengan Novia Widyasari yang kini tengah ramai diperbincangkan. Perempuan cantik yang merupakan mahasiswi jurusan Psikologi di kampus ternama di Jawa Timur itu harus meninggal secara tragis lantaran beban hidup yang tak lagi sanggup dipikulnya. Ya, kekejaman sang kekasih dan berbagai pihak diduga menjadi biang keputusan Novia Widyasari untuk menenggak racun di sebelah makam sang ayah. Bahkan, mulanya kematian Novia Widyasari disebut-sebut lantaran depresi setelah ditinggal sang Ayah. Namun, setelah bukti terkumpul, tak sedikit orang dengan solidaritas tinggi menuntut keadilan atas kematian Novia Widyasari.
Melansir Instagram @pikology, kronologi meninggalnya Novia Widyasari pun terungkap. Kepada sang sahabat, Novia Widyasari menceritakan bahwa ia sempat dirudapaksa oleh sang kekasih setelah diberi obat dan tertidur. Tanpa Novia sadari, 4 bulan kemudian ia menemukan fakta bahwa dirinya hamil. Pun ia segera memberitahu ayah dari jabang bayi yang dikandungnya, Randy. Namun sayangnya, respon yang diberikan Randy tak sesuai harapan. Pria yang merupakan anggota Polisi itu malah memintanya untuk mengaborsi janin dalam kandungannya. Menolak permintaan sang kekasih, Novia pun berinisiatif untuk memberitahu kabar ini pada orang tua Randy.
Novia tak menyadari bahwa hal itu malah menjerumuskannya pada beberapa hal mengerikan yang harus menghantui dirinya dan seluruh keluarganya.
Depresi yang menelannya hidup-hidup membuat Novia Widyasari nekat membeli racun sianida di sebuah marketplace. Dan dengan berat hati, perempuan cantik yang membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya itu akhirnya menyerah pada hidup. Diketahui, Novia bahkan sempat mengirimkan pesan menyayat hati ini untuk sang mama.
Rest in peace, Novia Widyasari!
(*)