Para dewa kemudian memutuskan memaku Pulau Jawa dengan gunung sebagai pakunya. Konon, gunung yang dipilih adalah Gunung Mahameru di India, yang kemudian dipindahkan ke atas Pulau Jawa. Awalnya gunung tersebut diletakkan di bagian barat, tapi hal tersebut membuat bagian timur pulau Jawa terangkat, kemudian gunung dipindahkan ke bagian timur. Sayangnya ketika dibawa ke arah timur, serpihan gunung tercecer, mengakibatkan terjadinya jajaran pegunungan di pulau Jawa memanjang dari barat ke timur. Meski begitu walaupun sudah dipindahkan ke timur, pulau Jawa tetap miring. Para dewa pun memutuskan memotong sebagian gunung kemudian menempatkannya di bagian barat laut. Bagian utama gunung Mahameru yang konon menjadi tempat bersemayamnya Dewa Shiwa, kini lebih dikenal sebagai gunung Semeru. Kini, Semeru menjadi tujuan pendakian para pendaki lebih-lebih ketika musim liburan tiba.
Baca Juga: Sejumlah Warga Jadi Korban Erupsi Gunung Semeru, 8 Penambang Pasir Diduga Terjebak di Kantor, Korban Bencana Kirim Video Minta Tolong Diselamatkan Gunung ini terletak di Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Para pendaki menyukai gunung Semeru karena bentuknya yang kerucut dan panorama yang indah. Ternyata, gunung ini juga sakral bagi umat Hindu. Umat Hindu percaya, Semeru adalah tempat bersemayam para dewa. Tidak heran, umat Hindu menempatkan gunung di wilayahnya sebagai tempat suci, contohnya Gunung Agung yang menjadi tempat suci bagi umat Hindu di Bali. Legenda umat Hindu mengatakan Dewa Wishnu membawa gunung Semeru dengan menjelma menjadi kura-kura raksasa, dan Dewa Brahma menjadi ular raksasa yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung dapat diangkut dengan aman. Sayangnya ketika Semeru sudah menancap di sisi timur, Pulau Jawa masih terombang-ambing, sehingga puncak Semeru dipotong lagi dan diletakkan di sisi barat, yang menjadi Gunung Penanggungan. Terdapat sebuah prasasti di Ranu Kumbolo yang kerap tersampir kain putih dan kuning dilengkapi sesajian di depannya.