Find Us On Social Media :

Menyedihkan, Dipicu Kelaparan Ekstrem, Seorang Ayah dengan Bengisnya Tega Merebus Anak Sendiri, Sementara Kim Jong Un Malah Sibuk Meluncurkan Roket!

By Annisa Dienfitri, Senin, 6 Desember 2021 | 08:15 WIB

Kim Jong Un

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri

Grid.ID - Kisah mengenaskan dialami seorang ayah yang dieksekusi mati akibat kelakuannya sendiri yang sangat bengis.

Kelakuan bengis ayah tersebut dipicu oleh kelaparan ekstrem yang dialaminya.

Saking kelaparannya, pria itu kehabisan akal sehingga tega merebus anak sendiri.

Peristiwa kelaparan ekstrem memang dialami banyak rakyat Korea Utara di bawah kepemimpinan diktator Kim Jong Un.

Alhasil, sejumlah warga Korea Utara menderita kelaparan ekstrem.

Melansir Suar.ID, ayah yang kelaparan itu telah dieksekusi karena membunuh kedua anaknya untuk dimakan.

Karena kebijakan tertutup yang dianut negara komunis ini, kelaparan tersembunyi terjadi di provinsi pertanian di Hwanghae Utara dan Selatan yang menewaskan hingga 10 ribu orang.

Baca Juga: Kejinya Korea Utara! Bukan Dikubur Atau Dikremasi dengan Layak, Mayat di Negeri Kim Jong Un Justru Diolah Jadi Pupuk untuk Tanaman, Ini Faktanya

Hal itu memicu kekhawatiran bangkitnya kembali kanibalisme di negara komunis tersebut.

Kisah suram ini hanyalah satu dari banyak kisah yang mencuat di saat para penduduk bertarung melawan kelaparan di Korea Utara.

Kelaparan terjadi akibat kekeringan dan kekurangan menyerang pertanian yang diperparah dengan para pejabat partai yang menyita makanan.

Menyadur Dailymail, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menghabiskan banyak uang untuk peluncuran dua roket.

Meskipun, ada berbagai laporan soal kekurangan makanan di negara itu dan keprihatinan atas meninggalnya 10 ribu orang karena kelaparan.

Beberapa reporter dari Asia Press yang melakukan penyamaran mengatakan kepada Sunday Times bahwa seorang pria bahkan berani menggali kuburan cucunya sendiri dan memakan mayat cucunya tersebut.

Bahkan, ada seorang pria yang merebus anaknya sendiri untuk dimakan.

Baca Juga: Miris! Padahal Kim Jong Un Gelontorkan Uang Buat Peluncuran Roket, Warga Korea Utara Justru Kelaparan sampai Nekat Gali Mayat untuk Disantap, Ini Faktanya!

Peristiwa lain juga disebutkan adanya seorang ayah yang membunuh anak perempuan tertuanya saat istrinya sedang pergi.

Ia kemudian membunuh anak laki-lakinya juga karena anaknya itu menyaksikan aksi brutalnya tersebut.

Saat istrinya kembali, sang suami mengatakan bahwa mereka memiliki 'daging'.

Namun, istrinya curiga dan menghubungi pejabat berwenang yang akhirnya menemukan bagian tubuh lain anak-anaknya itu.

Para jurnalis melaporkan, stok makanan yang disita dari dua provinsi untuk diberikan kepada penduduk di Pyongyang.

Sunday Times juga mengutip satu pejabat Partai Buruh Korea yang berkuasa bahwa di satu desa di kawasan Chongdan, seorang pria menjadi gila karena kelaparan.

Ia merebus anaknya sendiri, memakan daging anaknya, dan akhirnya ditangkap.

Baca Juga: Gegara Lupa Ambil Lukisan Foto Kim Jong Un Saat Rumahnya Kebakaran dan Pilih Selamatkan Anak-anaknya, Ibu di Korut Ini Dipenjara, Begini Akhir Nasibnya!

Beberapa tahun lalu, koran pemerintah Korea Utara mengumumkan agar seluruh warga bersiap untuk makan akar rumput dalam menghadapi musim kelaparan yang akan datang.

Meski begitu, koran itu menyatakan warga Korea Utara tidak boleh menyalahkan pemimpin mereka, Kim Jong Un, jika jutaan rakyat mati kelaparan.

"Bahkan jika kita sampai tidak sanggup lagi, kita tetap harus menunjukkan kesetiaan kepada pemimpin kita, Kim Jong Un, hingga ajal tiba," demikian tulisan di tajuk surat kabar di Korea Utara.

Surat kabar The Telegraph mengabarkan, rakyat di Ibu Kota Pyongyang sudah diperintahkan untuk memberikan beras sebanyak 1 kilogram kepada negara.

Kini, banyak warga sudah mulai menyetok makanan buat menghadapi gelombang kelaparan.

Melansir bbc.com, redaktur Daily NK Lee Sang Yong, menyebut dari berbagai sumber di Korea Utara bahwa permasalahan kematian yang disebabkan oleh kelaparan terus menerus muncul.

"Permasalahan seperti banyaknya anak yatim piatu di jalanan dan kematian yang diakibatkan oleh kelaparan terus dilaporkan," ujar Lee Sang Yong.

"Penderitaan masyakarat kelas bawah di Korea Utara semakin bertambah," tandasnya.

(*)