Dan sebagai imbalannya, Indonesia mendapat 5880 senapan M-16 dan 54 ribu amunis.
Misi di Afganistan dan Israel
Benny Moerdani juga pernah sukses menyelundupkan 2000 senjata ke Afganistan.
Hal ini berawal saat pasukan Uni Soviet akan menduduki Afganistan, sehingga membuat Amerika Serikat yang sedang perang dingin pun mulai gusar.
Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto yang saat itu dekat dengan Amerika Serikat, memutuskan untuk membantu.
Soeharto mengutus Asisten Intelijen Pertahanan dan Keamanan Benny Moerdani untuk bertemu dengan kepala intelijen Pakistan.
"Pertemuan itu membahas permintaan pejuang Afganistan dan intelijen Pakistan untuk penyediaan logistik, obat-obatan, dan persenjataan buat pejuang Afganistan," kata Marsekal Madya (Purn) Teddy Rusdy yang saat itu menemani Benny.
Setelah itu, disepakati operasi bersama yang diberi nama "Babut Mabur' atau permadani terbang.
Atas persetujuan Soeharto, senjata-senjata sumbangan dari Uni Soviet yang diterima Indonesia saat Trikora diserahkan ke pejuang Afganistan.
Teddy Rusdy dalam buku biografinya berjudul 'Think Ahead' menyebut senjata itu diangkut ke Jakarta dan disimpan di bandara Halim Perdanakusuma.