Mi instan sendiri mengandung banyak karbohidrat tepung serta kandungan garam sodium yang tinggi.
Hal tersebut akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang, misal peningkatan berat badan, hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Tak hanya penyakit itu saja, penelitian yang dilakukan oleh dr. Hyun Joon Shin di Amerika menunjukkan risiko yang lebih besar perempuan.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition itu menyebutkan, wanita yang mengonsumsi mi instan dalam dua kali atau lebih dalam seminggu akan berisiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan yang tidak makan mie instan sama sekali.
Sindrom metabolik adalah sekumpulan kondisi yang terjadi secara bersamaan seperti peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang tidak biasa.
Dilansir dari healthline.com, beberapa peneitian juga mengatan bahwa kandungan MSG dapat berdampak negatif bagi kesehatan otak.
Satu studi menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak dewasa.
Meskipun MSG kemungkinan aman dalam jumlah sedang, beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas terhadap MSG dan harus membatasi asupannya.
Kondisi ini dikenal sebagai kompleks gejala MSG.
Penderita mungkin mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, otot tegang, mati rasa dan kesemutan.