Grid.ID - Memiliki kekayaan melimpah membuat miliarder ini tergoda pelakor dan nyaris bercerai dengan istri sah.
Namun, miliarder ini sadar dan batal kepincut pelakor usai mendengarkan pemrintaan terakhir istrinya sebelum bercerai.
Apa isi permintaan terakhir istri sah yang membuat sang miliarder batal kepincut pelakor?
Seorang miliader berbagi kisahnya yang nyaris ceraikan sang istri demi seorang pelakor.
Cao Duc Vuong merupakan salah satu miliader asal China.
Cao Duc Vuong merupakan pendiri dan ketua Grub Fiyao sebuah perusahaan manufaktur kaca mobil terbesar di China dan kedua di dunia.
Sebelumnya Cao Duc Vuong memang terlahir dari keluarga kaya raya.
Namun saat usianya 8 tahun, sebuah peristiwa terjadi dan membuat orangtuanya bangkrut.
Cao Duc Voung pun tinggal di desa dan harus putus sekolah.
Di usia Cao Duc Vuong 23 tahun, sang ibunda jatuh sakit parah dan tak bisa diobati lantaran terlalu miskin.
Ibu Cao Duc Vuong lantas meminta sang anak menikah agar nantinya ada yang membantunya merawat sang ibu.
Sementara Cao Duc Vuong bisa fokus bekerja untuk mengubah nasib menjadi lebih baik.
"Ibuku ingin aku menikah sehingga ada seseorang yang bisa mengurus keluarga kami.
Akhirnya aku menikah tanpa saling kenal dan hanya melalui perjodohan." kata Duc Vuong dikutip dari eva.vn, Minggu (4/12/2021).
Istri Duc Vuong yakni Tran Phung Anh adalah gadis desa yang sangat penurut.
Ia selalu mengingat tugasnya untuk selalu taat pada suami, melakukan kebajikan dan mengabdikan diri untuk keluarga suaminya.
Dan benar setelah menikah Cao Duc Vuong mencoba untuk merintis usaha.
Ia menjual semua mahar yang ia berikan pada sang istri saat menikah untuk modal bisnis.
Phung Anh sangat mempercayai sang suami dan rela memberikan mahar miliknya itu.
Uang hasil penjualan mahar digunakan Duc Vuong untuk berbinis jamur putih.
Namun sayang bukannya untung Duc Vuong malah kena tipu dan mempunyaI banyak utang di bank.
Di masa susah itu, Phung Anh tetap mendukung suaminya.
Bahkan ia rela saat sang suami menjual semua perabot rumah untuk membayar utang.
Namun sayang uang itu masih kurang.
Hingga akhirnya Phung Anh mengusulkan untuk menjual rumah mereka sebagai modal dan melunasi semua utang.
Setelah menjual rumahnya, Duc Vuong terpaksa mengirim istri dan anaknya ke rumah nenek.
Bahkan ia sempat meminta Phung untuk mencari laki-laki lain lantaran ia tak bisa memberikan kehidupan yang enak.
"Sekarang saya tidak punya apa-apa lagi selain tubuh ni.
Pikirkan lagi jika mungkin kamu bisa mencari suami lagi." kata Duc Vuong.
Siapa sangka usul itu ditolak istri.
Phung memilih tetap bersama Duc Vuong apapun keadaannya.
"Begitulah istri saya, tidak peduli beyapa sedihnya saya, dia masih percaya pada sepenuhnya.
Dia selalu sederhana dan lembut.
Dia tidak pernah bertengkar dengan saya selama 50 tahun menikah." kata Duc Vuong.
Hingga akhirnya sedikit demi sedikit usaha Duc Vuong akhirnya menunjukkan hasilnya.
Bahkan ia mendapat untung yang sangat banyak.
Namun sayang di masa enak itu, Duc Vuong malah tergoda pelakor.
Ia tergila-gila dengan wanita muda kaya berusia 25 tahun.
Saking cinta butanya, Duc Vuong berniat hendak menceraikan istri dan meninggalkan 3 anaknya.
Duc Vuong lantas menulis surat pada sang istri untuk meminta cerai.
Karena sang istri buta huruf, ia lantas meminta Duc Vuong untuk membacakan isinya.
Lantaran tak sabar, Duc Vuong memilih pergi tanpa menjelaskan apa isi surat tersebut.
Hingga suatu hari saat Duc kembali ke desa, ia melihat sang istri duduk dengan tenang di dekat jendela.
Ia masih ramah menyapa dan menanyakan kabar suami yang hendak menceraikannya itu.
Dengan lembut Phung Anh berkata ia ikhlas jika sang suami memilih meninggalkannya demi wanita lain.
Bukannya marah akan dicerai, Phung masih saja memikirkan kehidupan sang suami dan anak-anaknya di masa depan.
"Aku tahu aku tidak pantas untukmu.
Cepat atau lambat kamu akan meninggalkan aku.
Kamu pergi saja dengan gadis itu.
Aku hanya meminta kamu menyiapkan rumah untuk kamu dan tiga anak kita.
Sisanya terserah kamu untuk memutuskan." kata Phung Anh.
Mendengar kalimat lembut sang istri, Duc Vuong merasa menyesal dan menangis.
Ia menyesal telah egois dan melupakan semua kesulitan dan penghinaan yang ditanggung istrinya di masa lalu.
"Tiba-tiba saya sangat sedih mendengar itu dari istri saya.
Saya lebih suka istri saya memarahi dan menyalahkan saya.
Saya mulai menyalahkan diri saya." kata Duc Vuong.
Hingga akhirnya Duc Vuong batal menceraikan istrinya dan memutuskan meninggalkan pelakor itu.
Bahkan Duc Vuong mengubah semua aset miliknya menjadi atas nama istrinya.
"Orang-orang terus mengatakan perusahaan itu milik saya, tapi bukan.
Secara hukum itu semua milik istrinya saya, meskipun dia tidak pernah meminta apa pun dari saya.
Dia juga mengungkapkam bahwa semua perhiasan seperti pakaian, tas, dan riasan istrinya dibeli olehnya karena jika bukan karena dia, Phung Anh tidak akan menggunakan barang-barang mahal itu," katanya lagi.
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul: KISAH Miliader Tinggalkan Pelakor, Nangis Saat Tahu Permintaan Terakhir Istrinya Sebelum Dicerai (*)