Find Us On Social Media :

Bintangi Film 'Sepeda Presiden', Ariel Tatum Ungkap Pengalamannya Syuting di Papua: Aku Nggak Ngerti Artinya Apa

By Anggita Nasution, Senin, 6 Desember 2021 | 20:13 WIB

Ariel Tatum saat rilis ost Film 'Sepeda Presiden', di Cipete, Senin (6/12/2021).

Laporan Wartawan Grid.ID, Anggita NasutionGrid.ID - Aktris Ariel Tatum ungkap pengalamannya syuting film drama musikal 'Sepeda Presiden' di Papua.Film Sepeda Presiden ini hasil karya Garin Nugroho yang menggaet Ariel Tatum, Sita Nursanti, Joanita Chatari, Ian William dan Tiga Sekawan asal Papua: Arnold Asmuruf, Franken Ramandei, dan Elias Pandawa.Bagi Ariel Tatum, film Sepeda Presiden ini menjadi film layar lebar pertamanya setelah dua tahun vakum akibat pandemi."Seneng banget jujur jadi film pertama aku setelah 2 tahun di rumah," ucap Ariel Tatum saat rilis ost Film 'Sepeda Presiden', di Cipete, Senin (6/12/2021).Mantan kekasih Ryuji Utomo itu mengatakan bahwa film ini sangat menarik karena ia harus berakting, menari dan bernyanyi. "Jadi pas syuting Sepeda Presiden ini banyak rasa yang relate, karena di film ini juga berakting bernyanyi dan menari ya jadi kayak balik lagi kaya waktu masih kecil," ujar Ariel Tatum.Ariel Tatum mengaku sedikit kesulitan saat harus bernyanyi lagi.

Baca Juga: Diperankan oleh Ariel Tatum dan 'The Papua Kids', Film Sepeda Presiden Bakal Tayang 23 Desember

Pasalnya ia harus bernyanyi tanpa lagu sedangkan beberapa tahun belakangan ini ia vakum dari dunia tarik suara."Pengalaman pertama aku take vocal tanpa lagu jadi waktu di awal iya (kesulitan) cuma kebetulan salah satu komposer film ini memang orang Papua dan aku suka nanya, aku ga ngerti artinya apa jadi aku yang nanya dan dekat sama Joan jadi tau," tutur Ariel Tatum.Ariel Tatum berharap film Sepeda Presiden yang akan tayang 23 Desember diterima hangat masyarakat."Harapan aku karena kita buat dengan kekeluargaan, dengan cinta kita harap penonton bisa merasakan kehangatan dalam film ini," tutupnya.

Baca Juga: 40 Tahun Garin Nugroho Berkarya, Film Sepeda Presiden: Dedikasi Kerinduan Terhadap Film Anak-anak (*)