Pada hari yang sama dan setelah gelap, pembunuh bayaran datang ke rumah lagi. Dengan dibantu anggota keluarga, mayat Ali ditaruh di motor mereka dan dibuang di dekat sebuah kali.
Jelas saja pembunuhan seorang polisi membuat para rekannya menyelidiki secara besar-besaran.
Apalagi ternyata ada petunjuk penting yang terekam dari kamera CCTV, yang kemudian diselidiki polisi.
Setelah dikonfrontasi akhirnya kelima wanita itu mengakui telah melakukan perbuatan kriminla.
Zahida telah menyewa Tehseen dan Qasim untuk membunuh suaminya dengan bayaran 1.100 poundsterling atau Rp 22 juta.
Setengah dari upah itu dibayar dari gaji Ali yang disimpan di rumah.
Setengah upah lainnya dijanjikan akan diberikan setelah ‘tugas’ pembunuhan selesai.
Dari penyelidikan terungkap bahwa Zahida berharap bisa mendapat uang 88.000 poundsterling atau Rp 1,7 miliar dari dana pensiunan Ali setelah kematiannya.
Para putrinya juga mengklaim bahwa mereka tidak senang dengan aturan keras dari ayahnya yang melarang mereka memakai celana jins.
Komplotan kriminal itu juga berharap salah satu dari mereka bisa menggantikan pekerjaan ayah mereka di kantor polisi.
Dilansir dari MailOnline, Rabu (27/6/2018), polisi juga telah menangkap kedua pembunuh bayaran, yang ternyata telah melakukan banyak tindakan kriminal di wilayah tersebut.
Artikel ini telah tayang di laman Intisari.id dengan judul
Sadis, 4 Anak Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Nyawa Ayahnya karena Dilarang Pakai Celana Jin
(*)