Maia Estianty berujar saat itu marching band-nya bahkan sampai lomba Nasional ke Jakarta.
Ibunda Al Ghazali tersebut berujar guyub pada saat mengikuti marching band itulah yang membuatnya bahagia.
"Dan udah lomba sampai Nasional lah, dari Surabaya ke Jakarta, dan guyubnya tim itu tiap hari kita lahitan, dilatih gila-gilaan itu jadi guyub dan itu happy banget kita tuh," paparnya.
"Walaupun kita dari Surabaya ke Jakarta naik bus yang mungkin kecoaknya banyak ya, kita happy-happy aja sebagai anak kecil yang penting berangkat, ya itu tadi yang penting ngumpul sama teman-temen," bebernya.
Namun selain kenangan bahagia tersebut, Maia Estianty bercerita dia juga mempunyai kenangan pahit tatkala mengalami pelecehan seksual.
Maia Estianty pun mengaku tidak mengalami trauma karena hal tersebut.
Sosok yang melakukan pelecehan seksual tersebut adalah tukan kebun omnya.
"Tapi hal yang paling juga tidak bisa aku lupakan tapi juga tidak membuat aku menjadi traumatic, adalah pernah mendapatkan pelecehan seksual kelas 2 SD dicium sama tukang kebun, itu hal paling buruk yang aku inget, tapi tidak membuat aku trauma," ungkapnya.
"Tapi paling tidak aku inget, karena waktu itu masih kecil jadi gak trauma, aku kan gak ngerti masih kelas 2 SD, tiba-tiba misalnya dicium sama dia, aku itu gak ngerti apa itu cium, nih orang ngapain sih kok nyedot-nyedot mulut aku gitu kan, jadi bloon, tapi itu adalah pelecehan," timpalnya.
"Tapi aku inget, ini kan orangnya aku gak suka, ini kan tukang kebun om ya, jadi itu teringat, cuma itu tidak membuat aku jadi traumatic, hanya aku bilang misalnya kakak aku yang punya anak perempuan 'jaga loh anakmu, jangan sampai dilepas' karena banyak lewat aja bisa dipegang terus diapain lah," pungkasnya.
(*)