Grid.ID - Masjid Istiqlal adalah salah satu tempat ibadah di Tanah Air yang monumental.
Masjid Istiqlal dibangun oleh seorang nasrani bernama Friedrich Silaban pada era Presiden Soekarno.
Masjid Istiqlal yang sampai saat ini dijadikan sebagai simbol toleransi antar umat beragama, berdiri pada 22 Februari 1978 atau 43 tahun lalu.
Sementara itu, Friedrich adalah seorang nasrani yang dipilih oleh Presiden Soekarno untuk merancang masjid Istiqlal.
Pemilihan tersebut berawal dari sayembara tahun 1955, Friedrich memutuskan ikut dengan menggunakan nama samaran.
Misalnya pernah suatu ketika dia menggunakan nama Bhineka Tunggal Ika, kemudian Kemakmuran, lalu untuk Istiqlal dia menggunakan nama Ketuhanan, seperti dikutip dari Kompas.
Hal itu diungkapkan oleh putranya sendiri Panogu Silaban, yang menceritakan kedekatan ayahnya dengan Bung Karno kala itu.
Sebelum ikut sayembara, dia minta izin ke Bung Karno, tetapi harus dengan menggunakan nama samaran.
Alhasil, Friedrich terpilih dan kini namanya dikenal sebagai perancang masjid Istiqlal meski dirinya adalah seorang Nasrani.
Namun dia berhasil menjadi perancang di balik berdirinya masjid yang menjadi kebesaran umat muslim di Indonesia.
Terlepas dari fakta viralnya kisah Friedrich Silaban, ada sebuah kisah cukup unik tentang struktur bawah tanah masjid Istiqlal.
Konon masjid ini juga memiliki lorong rahasia di bawahnya yang disebut-sebut merupakan peninggalan Belanda.
Jika melihat dari sejarah, sebelum masjid ini berdiri dahulunya adalah Taman Wilhelmina, yang merupakan reruntuhan benteng Prins Frederick.
Soal terowongan bawah tanah yang disebutkan di awal juga disebut memang benar adanya.
Baca Juga: Bhakti Kesehatan untuk Bangsa dan Negara Salurkan Donasi Alat Kesehatan untuk Klinik Masjid Istiqlal
Terowongan itu dulunya digunakan untuk tempat persembunyian pasukan Belanda, juga menjadi tempat pelarian pasukan Belanda ketika diserang musuh.
Konon terowongan tersebut juga terhubung sampai ke Menara Syahbandar di Pelabuhan Sunda Kelapa namun sekarang sudah ditutup.
Menara tersebut dulu dikenal sebagai Uitkijk, yang dibangun pada 1839, yang berfungsi sebagai pemantau kapal-kapal yang keluar masuk Batavia.
Pemerintah kolonial Belanda juga membangun sebuah terowongan berada tepat di bawah menara Syahbandar, yang kini lebih dikenal dengan sebutan menara miring itu.
Terowongan tersebut terhubung dengan Benteng Frederik yang kemudian dibongkar dan dibangun sebuah Masjid yang kini disebut Istiqlal.
Selain itu, kisah lain yang memilukan adalah fakta di balik benteng Frederick yang menyimpan kisah kelam bagi masyarakat Indonesia.
Dahulu kala, benteng tersebut adalah tempat penyiksaan bagi tokoh-tokoh perjuangan Indonesia.
Oleh sebab itu, demi melupakan kesedihan itu, maka masjid Istiqlal dibangun oleh Bung Karno bahkan Istiqlal sendiri artinya adalah merdeka.
Masjid Istiqlal sendiri dibangun pada 24 Agustus 1951, yang diarsiteki oleh Frederich Silaban, yang merupakan seorang Kristen Protestan.
Desainnya memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer dan dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat.
Bangunan utamanya dimahkotai sebuah kubah berdiameter 45 meter dan ditopang 12 tiang besar.
Masjid ini telah menjadi masjid utama dan masjid pusat di Jakarta dan Indonesia, selain digunakan untuk aktivitas ibadah.
Masjid ini juga merupakan kantor berbagai ormas islam di Indonesia, aktivis sosial dan kegiatan umum hingga destinasi wisata terkenal.
Artikel ini telah tayang di laman Intisari.id dengan judul
(*)