Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Beberapa hari belakangan, viral kasus kekerasan seksual yang terjadi di salah satu pesantren di Kota Bandung, Jawa Barat.
Adalah Herry Wiryawan, pelaku kekerasan seksual sekaligus pimpinan yayasan yang melakukan kekerasan seksual terhadap dua belas santri perempuannya.
Mengutip Parapuan.co, adapun pelecehan seksual yang dilakukan Herry sampai mengakibatkan beberapa dari mereka hamil dan melahirkan.
Para korban pun mengalami trauma berat.
Bahkan, ada yang sampai tidak kuat saat mendengar suara pelaku melalui speaker.
Kasus ini pun sedang ditangani Pengadilan Negeri (PN) Bandung.
Berbicara mengenai pelecehan seksual, tindakan ini bisa meninggalkan luka fisik dan psikologis yang berat.
Bahkan, masa depan bagi korban dan keluarga juga hancur.
Tanda korban pelecehan seksual dapat diketahui tidak hanya dari pengakuan sendiri, tapi dari gejala lain.
Dirangkum Grid.ID dari Kompas.com, berikut dua gejala dampak psikologis bagi korban pelecehan seksual.
Hal ini dijelaskan oleh Psikolog Sosial asal Solo, Hening Widyastuti.
1. Perubahan sikap
Perhatikan jika korban yang awalnya adalah seorang periang, lalu berubah sikap menjadi pendiam, suka menyendiri, hingga stres.
Gejala awal traumatik yang dialami oleh korban perundungan memang patut diperhatikan.
Misalnya jika dulu saat sampai di rumah selalu bicara dan bercerita, tetapi tiba-tiba sikapnya berubah menjadi lebih banyak diam, menyendiri, dan menepi.
Bahkan, pada level parahnya akan lebih mudah emosi atau sensitif terhadap suatu persoalan.
Oleh karena itu, keluarga dan orang terdekat harus benar-benar memberikan support serta dukungan sebaik mungkin.
2. Perubahan karakter
Apabila tidak segera memberi pendampingan dan dukungan dari ahli bersama keluarga korban, maka salah satu risiko paling berbahaya adalah perubahan sikap dan karakter korban.
Dalam kondisi buruknya, saat pelecehan seksual terus terulang, dikhawatirkan korban akan menjadi pelaku perundungan di kemudian hari.
Ini efek yang harus dihindari sebisa mungkin.
(*)